Indonesia merupakan negara dengan beragam-ragam perbedaan didalamnya. Namun dengan banyaknya perbedaan ini membuat Indonesia menjadi negara yang sangat unik.
Perbedaan ini pun terdapat diseluruh wilayah yang ada di Indonesia. Salah satunya yaitu Rumah Adat dari setiap wilayah yang berbeda-beda ada di Indonesia. Rumah adat disetiap wilayah biasanya menggambarkan daerah tersebut.
Untuk lebih jelasnya mengenai Rumah adat yang ada di Indonesia, pada kesempatan kali ini saya akan membahas rumah adat dari Sulawesi Selatan. Yuk simak penjelasan dibawah ini untuk lebih detailnya.
[ez-toc]
Rumah Adat Sulawesi Selatan
1. Rumah Adat Suku Makassar
Jika diperhatikan dari kategori, maka rumah adat Sulawesi Selatan yang satu ini termasuk jenis rumah panggung dengan ketinggian 3 meter dari permukaan tanah.
Rumah ini ditopang dengan beberapa tiang dari kayu yang tersusun rapi. Selain itu rumah adat ini mempunyai persegi dengan tiang penyangga yang dibuat ke arah belakang dan juga mempunyai lima buah tiang yang dibuat ke arah samping.
Biasanya rumah yang dimiliki bangsawan ini mempunyai bentuk atap yang terlihat seperti pelana kuda dengan ujung yang runcing.
Atap yang digunakan untuk membuat rumah adat Sulawesi Selatan ini terbuat dari rumbia, alang-alang, bambu dan nipah, hal inilah yang membuat rumah adat ini memiliki keunikan tersendiri. Sedangkan untuk saat ini, bahan yang dipakai untuk membuat atap sudah terbuat dari genteng atau seng seperti atap rumah pada umumnya.
Untuk bagian atap depan dan belakang terdapat sebuah puncak segitiga yang biasa disebut dengan timbak sela. Timbak sela yang dibuat dengan cara bersusun menandakan bahwa pemiliknya adalah seorang bangsawan.
Banyaknya susunan yang ada pada timbak sela, menandakan semakin tingginya derajat si pemilik rumah. Rumah adat Sulawesi Selatan khususnya Makassar ini juga memiliki tangga dengan 2 jenis anak tangga yang berbeda beda.
1. Sapana
Merupakan tangga yang terbuat dari bambu dengan tiga atau empat induk tangga dengan anak tangga yang dianyam. Sapana ini memiliki cocorang atau pegangan pada bagian samping yang dibuat untuk para bangsawan.
2. Tukak
Ini merupakan jenis tangga yang terbuat dari kayu, tangga ini memiliki tiga induk tangga. Biasanya tangga ini diperuntukan bagi rakyat biasa sehingga tangga ini tidak dilengkapi dengan cocorang dan juga jumlahnya selalu ganjil.
2. Rumah Adat Suku Bugis
Salah satu dari jenis rumah adat Sulawesi Selatan berikutnya adalah rumah adat suku Bugis. Desain rumah adat ini terlihat serupa dengan rumah adat suku Makassar yakni berbentuk panggung.
Namun, keunikan rumah adat Sulawesi Selatan ini memiliki tiga bagian yang masing masing bagiannya juga mempunyai nilai filosofis tersendiri dan akan saya jelaskan satu per satu dibawah ini.
1. Boting Langiq
Boting langiq atau bagian atas merupakan bagian atap rumah dan juga rongga di dalam rumah yang menjadi lambang perkawinan di atas langit yang dilakukan We Tenriabeng.
2. Ale Kawaq
Ale kawaq atau bagian tengah ini menjadi area pemilik rumah untuk tinggal. Umumnya, diarea ini terdapat kamar untuk penghuni rumah, dapur serta ruangan untuk menerima tamu. Dilihat dari filosofinya, ini menjadi tempat yang menggambarkan kondisi dari bumi pertiwi.
3. Buri Liu
Buri liu atau bagian bawah adalah bagian bawah rumah atau sering disebut juga dengan bagian kolong. Area ini menjadi lambang dunia bawah tanah atau laut dan beberapa warga menggunakan area ini sebagai tempat memelihara hewan peliharaan.
3. Rumah Adat Suku Luwuk
Rumah adat Sulawesi Selatan lebih tepatnya dari suku Luwuk disebut dengan rumah adat Langkanae. Rumah adat ini memiliki ciri khas yang terbuat dari kayu dan juga 88 buah tiang.
Pemerintahan Belanda dulu sempat menghancurkan seluruh bagian rumah suku Luwuk ini sehingga tidak ada jejak sejarahnya sehingga rumah adat ini kurang begitu terkenal untuk sekarang ini meski masih ada beberapa rumah adat yang masih bisa kita lihat meski bentuknya sudah tidak kokoh lagi.
Pada bagian dalam umumnya memiliki 3 buah ruang dengan fungsi yang berlainan sesuai dengan luas ruangan tersebut.
Untuk ruang pertama dinamakan dengan tudang sipulung yang berukuran besar untuk menampung tamu. Umumnya, orang-orang akan berkumpul disini untuk membahas sesuatu yang berhubungan dengan hajat orang banyak.
Untuk ruangan kedua adalah ruang tengah yang umumnya terdiri dari 2 kamar luas untuk kamar datuk dan juga tempat beristirahat raja. Sedangkan untuk bagian belakang adalah ruangan dengan dua kamar namun berukuran lebih kecil dibandingkan kamar sebelumnya.
4. Rumah Adat Saoraja
Rumah panggung kayu ini adalah salah satu dari beberapa jenis rumah tradisional Bugis, Sulawesi Selatan yang memiliki bentuk persegi empat yang dibuat secara memanjang ke belakang.
Selain itu rumah adat dari Sulawesi Selatan yang satu ini sengaja dibuat lepas pasang agar dapat dipindahkan dari area yang satu ke area yang lainnya.
Masyarakat Bugis umumnya mengenal sistem tingkatan sosial yang berpengaruh pada bentuk rumah mereka ditandai dengan berbagai simbol khusus. Berdasarkan lapisan sosial tersebut, maka juga berpengaruh dengan bentuk rumahnya.
Rumah Saoraja mempunyai ukuran besar yang jumlah tiangnya antara 40 hingga 48. Bangunan Saoraja mempunyai timpak laja bertingkat antara 3 hingga 5 tingkat dan tangga yang dapat mencapai dua meter.
Rumah adat ini memiliki tiga buah ruangan, yakni:
- Pemmakang dalam bahasa Makassar atau Rakkeang dalam bahasa Bugis yaitu tempat untuk menyimpan benda pusaka, padi dan juga persediaan makan.
- Bola atau kale balla yang terdiri dari beberapa ruang khusus seperti ruang tidur, ruang tamu dan juga ruang makan.
- passiringan atau awasao yakni tempat untuk menyimpan alat pertanian dan juga tempat memelihara ternak.
5. Rumah Adat Bola
Jika sao roja adalah tempat tinggal bagi keturunan bangsawan atau kaum bangsawan, maka untuk rakyat biasa rumah bola inilah yang digunakan untuk tempat tinggal.
Ukuran untuk rumah adat bola ini jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan sao roja yang memiliki jumlah tiang antara 20 hingga 30 serta mempunyai timpak laja yang polos atau tidak bertingkat .
Tangga yang terdapat pada rumah adat bola ini dapat dikatakan tidak terlalu tinggi seperti yang ada pada umumnya yang dihiasi dengan berbagai ornamen, seperti:
- Corak alam: memiliki motif kaligrafi dari kebudayaan Islam.
- Ornamen flora: memiliki motif kembang atau bunga, daun yang berarti rezeki yang tidak terputus.
- Ornamen fauna: Biasanya menggunakan kepala kerbau yang menjadi binatang tunggangan, simbol bumi subur, status sosial dan juga penunjuk jalan. Selain itu, naga juga digunakan yang berarti simbol wanita dengan sifat lemah lembut dan juga memiliki kekuatan yang luar biasa ataupun dahsyat. Selain itu bentuk ayam jantan memiliki arti keuletan dan keberanian agar kehidupan dapat membawa keberuntungan dan selalu baik.
6. Rumah Adat Toraja
Keunikan rumah adat Sulawesi Selatan yakni rumah adat Toraja atau tongkongan adalah terbuat dari 100% bahan kayu berbentuk panggung dan juga dilapisi kembali dengan ijuk berwarna hitam melengkung seperti perahu terbalik.
Seperti rumah adat Sulawesi Selatan lainnya, bangunan ini juga memakai bagian kolong rumah sebagai kandang kerbau sehingga atap rumah yang melengkung dan terlihat sama seperti rumah gadang Sumatera.
Rumah tongkonan ini umumnya dibangun berjajar mengarah ke utara. Dan juga rumah ini mempunyai atap runcing ke arah atas yang melambangkan para leluhur dari masyarakat Toraja yang dipercaya berasal dari utara.
Untuk itulah ketika ada penduduk yang meninggal, dipercayai jika arwahnya akan berkumpul bersama dengan leluhur atau nenek moyang mereka dari utara.
Tongkonan memiliki hiasan ukiran berwarna hitam, kuning dan juga merah yang tidak hanya dipakai sebagai tempat tinggal, namun juga digunakan sebagai pusat kehidupan sosial suku Toraja.
Nah itulah penjelasan mengenai Rumah Adat dari Sulawesi Selatan. Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan anda. Terimakasih 🙂
Editor: Muchammad Zakaria
Download berbagai jenis aplikasi terbaru, mulai dari aplikasi windows, android, driver dan sistem operasi secara gratis hanya di Nesabamedia.com: