Kekayaan budaya Indonesia sangatlah beragam, salah satunya ialah rumah adat yang menjadi ciri khas dari daerah-daerah di Indonesia.
Rumah adat memiliki daya tarik tersendiri bagi banyak orang karena keunikannya, sehingga pada zaman sekarang ini banyak dikunjungi oleh masyarakat lokal maupun masyarakat luar negeri yang ingin melihatnya secara langsung, termasuk rumah adat batak dari Sumatera Utara.
Membahas mengenai rumah adat batak mungkin sebagian dari kamu sudah mengenal bentuk dari rumah adat batak. Tapi mungkin kalian hanya tahu secara sekilas saja. Tahu kah kamu ternyata rumah adat batak itu ada jenis-jenisnya loh…Untuk lebih jelasnya yuk di simak penjelasan dibawah ini!
[ez-toc]
Rumah Adat Batak
Rumah Bolon atau Rumah Gorga ialah nama dari rumah adat Batak. 13 Raja dari Sumatera Utara dahulu menepati Rumah Bolon diantaranya Raja Atian, Raja Bakkaraja, Raja Baringin, Raja Batiran, Raja Bonabatu, Raja Hormabulan, Raja Karel Tanjung, Raja Mogam, Raja Nagaraja, Raja Rahalim, Raja Rajaulan, Raja Ranjinman, dan Raja Raondop.
Rumah Bolon merupakan rumah masyarakat batak pada zaman dahulu kala yang hingga kini masih ada, walaupun hanya tinggal sedikit namun masih bisa kita kunjungi karena di jadikan sebagai tempat wisata.
Rumah Bolon sendiri ada beberapa jenis sesuai suku bataknya sendiri yaitu rumah Bolon Angkola, rumah Bolon Karo, rumah Bolon Mandailing, rumah Bolon Pakpak, rumah Bolon Simalungun dan rumah Bolon Toba. Dari ke enam jenis rumah adat batak tersebut tentunya memiliki ciri khas tersendirinya.
Bentuk Rumah Adat Batak
Bentuk dari rumah bolon ialah persegi empat degan gaya rumah pangggung. Rumah adat ini biasanya 1,75 meter dari dataran/tanah. Pintunya memiliki tinggi sekitar 1,5 meter dan lebar 80 cm dengan bentuk menjorok ke dalam. Karena rumah bolon berbentuk panggung biasanya di lengkapi dengan tangga sehingga mempermudah seseorang saat memasuki rumah ini.
Letak tangganya di bagian tengah. Dan ketika mau memasuki rumah ini harus menunduk saat menaiki tangga. Di dalam rumah bolon ini terdapat ruang kosong yang luas dan tidak memiliki kamar. Untuk menopang agar rumah bolon ini dapat berdiri dengan kokoh digunakan tiang penyangga pada tiap sudutnya.
Sedangkan bagian atap bentuknya mirip dengan pelana kuda yaitu pada bagian belakang dan depannya melengkung. Bagi masyarakat batak sendiri atap merupakan tempat yang mereka anggap suci oleh karena itu mereka menyimpan sesuatu yang berharga di atap rumahnya, seperti benda pusaka.
Ciri Khas Rumah Adat Batak
Rumah bolon memiliki keunikan atau ciri khas yakni mulai dari bentuk dinding rumahnya yang dibuat miring, juga dilihat dari bahan yang digunakan untuk lantainya terbuat dari papan selain itu daun rumbia atau ijuk digunakan untuk bagian atapnya.
Walaupun bagian dalamnya merupakan ruangan yang besar namun tidak terdapat ruangan untuk kamar. Tetapi bukan berarti di dalam rumah bolon tidak memiliki ruangan yang lain.
Biasanya rumah ini memiliki 3 bagian yakni jabu bona di sudut kanan sebagai ruangan belakang (khusus untuk kepala rumah tangga), jabu soding berhadapan dengan ruangan belakang yaitu di sudut kiri (khusus untuk anak perempuan dari pemilik rumah ini, istri tamu, tempat upacara adat).
Di sebelah kiri bagian depan terdapat jabu suhat (khusus untuk anak laki-laki sulung yang sudah menikah). Dan disebelahnya terdapat ruangan tampar piring (digunakan untuk ruang tamu) dan ruangan jabu Tongatonga ni Jabu Bona (khusus untuk seluruh keluarga besar).
Konon Rumah Bolon terbuat dari kayu terpilih yaitu kayu yang memiliki bunyi nyaring jika di ketuk. Walaupun Rumah Bolon ini kebanyakan dari kayu namun uniknya tidak menggunakan paku, tetapi menggunakan alternatif lain yaitu tali. Tali yang terbuat dari rotan atau ijuk tersebut diikat dengan kuat pada kayu agar rumah ini tetap kokoh atau disebut dengan ret-ret.
Terdapat gambar-gambar ataupun ukiran yang dibuat pada badan rumah ini. Ukiran tersebut memiliki makna mengenai kisah hidup masyakarat suku Batak. Contoh ukiran tersebut ialah ornamen Gorga yang dilambangkan dengan cicak, ular dan kerbau yang artinya penolak malapetaka, penyakit dan lain sebagainya.
Makna Rumah Bolon
Masyarakat batak akan melakukan gotong-royong dalam membangun rumah adat bolon ini. Bentuk segi empat dengan tiang tiang kayu yang kokoh digunakan sebagai pondasi artinya sama-sama bergotong royong saat menghadapi beban berat. Tiang pondasi tersebut tinggi dan bentuknya lurus serta terbuat dari ninggor yang artinya kejujuran.
Arop-aropan terdapat pada bagian depan rumah Bolon yang artinya harapan agar mendapatkan kehidupan yang layak. Penyangga atap yaitu songsong boltak artinya ketika penghuni rumah memiliki sifat yang jahat hendaknya tidak di umbar ke orang banyak cukup diam saja/di pendam sendiri dalam hati masing-masing.
Rumah dibersihkan menggunakan sapu dan kotorannya dibuang melalui lubang yang ada di dapur atau disebut telaga maknanya ialah segala keburukan ataupun kesalahan yang ada di dalam rumah harus di buang atau dihilangkan.
Panggung yang dibuat pada rumah adat bolon ini digunakan untuk menyimpan hasil pertanian mereka yaitu padi. Artinya harapan kelancara dalam segala hal. Panggung tersebut bentuknya seperti balkon namun mempunyai arti yang kental bagi masyarakatnya.
Bagian atap bentuknya mirip dengan pelana kuda yaitu pada bagian belakang dan depannya melengkung artinya turut serta dalam mendoakan agar keturunan/anak dari si pemilik rumah mendapatkan kesuksesan yang besar untuk kehidupan mendatang daripada kehidupan saat sekarang ini.
Nah, itulah penjelasan mengenai rumah adat dari suku batak. Jika kita ingin mengenal lebih detail mengenai rumah adat Bolon ini kita dapat mengunjungi daerah Sumatera Utara tepatnya di dekat danau toba disitu kita juga dapat mempelajari kebudayaan masyarakat batak. Sebagai salah satu contoh kebudayaan dari Indonesia alangkah baiknya kita juga turut serta dalam melestarikan rumah adat ini.
Editor: Muchammad Zakaria
Download berbagai jenis aplikasi terbaru, mulai dari aplikasi windows, android, driver dan sistem operasi secara gratis hanya di Nesabamedia.com: