NESABAMEDIA.COM – Cina dan Iran dituduh melakukan serangan siber yang targetnya diarahkan kepada kampanye Joe Biden dan juga Donald Trump. Serangan tersebut menyasar akun-akun yang terafiliasi pada Gmail yang dimiliki para staff kedua tokoh tersebut. Percobaan peretasan dengan serangan siber tersebut diketahui dan akhirnya diumumkan ke publik oleh pihak Google.
Sejauh ini tidak ada tanda-tanda bahwa akun Gmail para staf dari Joe Biden maupun Donald Trump mengalami pembobolan dan data-datanya dicuri. Namun meski demikian, percobaan peretasan itu bisa teridentifikasi oleh fitur dan tim keamanan Google, dan pihak berwajib pun telah mendapatkan pemberitahuan.Â
Pengungkapan tindakan percobaan peretasan akun ini mengingatkan tentang bagaimana kedua negara itu secara aktif mencoba memberikan pengaruh terhadap kegiatan pemilihan umum negara lain selama satu dekade terakhir.Â
Tindakan peretasan itu mungkin digunakan sebagai celah untuk mengetahui seluk beluk hingga pemikiran para calon kandidat pemimpin Amerika Serikat. Seperti halnya yang dilakukan oleh pihak Rusia pada tahun 2016 silam, yang mencari beragam fakta yang bisa diungkapkan ke publik, untuk memberikan pengaruh terhadap proses pemilihan umum itu nantinya.
Pihak dari Joe Biden sendiri mengaku selama ini sangat concern dengan segala informasi mengenai tindakan percobaan peretasan yang diberikan pihak Google, yang dilakukan oleh pihak asing. Pihaknya juga sangat paham betul sejak awal mempersiapkan kegiatan kampanye, bahwa mereka bakal menjadi sasaran utama tindakan peretasan dan mereka pun sangat siap menghadapi isu-isu semacam ini.
Joe Biden bukan menjadi sasaran satu-satunya dalam isu serangan siber ini. Pihak dari Donald Trump mengaku juga beberapa kali mendapatkan informasi mengenai adanya percobaan pembobolan akun para stafnya. Namun, pihaknya tidak akan secara detail mengungkap langkah-langkah pencegahan yang dilakukan, demi menjaga keamanan mereka sendiri.
Diketahui, percobaan peretasan akun itu dilakukan dengan metode ‘phising’. Caranya dengan mengirimkan sejumlah email yang didalamnya berisi malware tersembunyi yang bisa merekam data-data dan juga aktivitas korban. Malware ini akan aktif, jika korban memberikan klik pada tautan yang ada di dalam email tersebut.
Pengungkapan informasi percobaan peretasan oleh Google ini disampaikan dalam sebuah rapat yang dihadiri oleh National Counterintelligence and Security Center (NCSC), Director of National Intelligence (DNI), FBI dan juga sejumlah lembaga keamanan nasional lainnya.
Intervensi dalam pemilihan umum Amerika Serikat, tidak hanya datang melalui sejumlah serangan siber saja. Sebelumnya Senator Bernie Sanders mengaku jika pihak Moscow berencana memberikan bantuan agar bisa memenangkan pemilu, demi menjegal kekuatan Partai Demokrat Amerika. [br/tn]
Download berbagai jenis aplikasi terbaru, mulai dari aplikasi windows, android, driver dan sistem operasi secara gratis hanya di Nesabamedia.com: