Di sela-sela popularitas MP3 sebagai file audio, barangkali anda pernah menemukan beberapa file berekstensi .wma pada saat mencari file-file audio tertentu. Apa itu WMA?
WMA adalah file audio yang dikembangkan oleh Microsoft. Awalnya jenis file ini dinamakan MSAudio, tapi kemudian dirilis ke publik dengan nama WMA. Codec yang digunakan untuk mengkompres sebuah file audio WMA bisa berupa WMA standar, WMA Pro (Windows Media Audio Professional), WMA Voice, atau WMA Lossless.
WMA standar, WMA Pro, dan WMA Voice termasuk codec yang mengkompres audio secara lossy. Dalam metode kompresi lossy seperti ini, pengurangan ukuran file berbanding lurus dengan penurunan kualitas audio. Dengan kata lain, kualitas audio akan semakin berkurang seiring dengan makin mengecilnya ukuran file.
Jika ketiganya sama-sama menghasilkan file audio yang lossy, lalu apa yang membuat ketiganya berbeda?
Mengenai WMA standar dan WMA Pro, perbedaannya ada pada kualitas. Singkat kata, kualitas hasil kompresi WMA Pro lebih bagus daripada WMA standar. Sedangkan untuk WMA Voice, codec ini ditujukan khusus untuk konten-konten audio yang mayoritas isinya memuat suara (nonmusik). Salah satu contoh penggunaan WMA Voice bisa dilihat pada layanan radio streaming BBC World.
WMA Lossless, sesuai namanya, adalah codec yang mengkompres sinyal-sinyal audio dengan tetap mempertahankan data audio seperti aslinya. Caranya yaitu dengan menyingkirkan redundansi data yang diganti dengan serangkaian instruksi. Ketika audio diproses oleh sebuah aplikasi pemutar musik, aplikasi akan merekonstruksi data audio berdasarkan instruksi-instruksi tersebut.
Antara WMA dan MP3
WMA dibuat dengan tujuan untuk menyaingi format file MP3. Microsoft pun mengklaim bahwa codec WMA dapat menghasilkan file audio yang kualitasnya setara dengan kualitas MP3 pada bitrate yang sama tapi dengan ukuran file yang lebih kecil. Selain itu, WMA juga diklaim memiliki kualitas yang nyaris setara dengan kualitas audio CD pada bitrate 64 kb/s.
Di tahun 1999, Microsoft pernah mendanai dan mempublikasikan sebuah studi yang menyimpulkan bahwa file audio WMA 64 kb/s lebih enak didengar daripada file audio MP3 128 kb/s. Sebagian pihak dari kalangan audiophile menentang klaim Microsoft mengenai WMA tersebut. RealNetworks pun berkomentar bahwa WMA tidak akan mampu menyaingi kualitas RealAudio 8.
Terlepas dari benar tidaknya klaim Microsoft tersebut, MP3 masih tetap lebih populer daripada WMA. Salah satu faktor utamanya adalah dukungan yang sudah sangat luas terhadap format MP3 sehingga format ini bisa dimainkan di berbagai music player. Jadi, jika anda bingung antara memilih WMA atau MP3 untuk mengkompres sebuah file audio, pilih saja format file yang lebih banyak dipakai (MP3), kecuali jika anda ingin mengkompres audio secara lossless.
Editor: Muchammad Zakaria
Download berbagai jenis aplikasi terbaru, mulai dari aplikasi windows, android, driver dan sistem operasi secara gratis hanya di Nesabamedia.com: