Istilah Fake GPS mulai dikenal banyak orang di Indonesia sejak penggunaannya marak di kalangan pengemudi ojol (ojek online). Perusahaan penyedia layanan ojol seperti Grab dan Gojek menganggap praktik tersebut merugikan banyak orang.
Ada tiga pihak yang dirugikan dari penggunaan Fake GPS. Perusahaan penyedia layanan ojek itu sendiri, konsumen ojol, dan pengemudi ojol yang tidak ikut-ikutan menggunakan Fake GPS.
Untuk memberantas pemakaian Fake GPS, Grab dan Gojek mengembangkan sistem keamanan khusus serta menerapkan sanksi kepada setiap pengemudi ojol yang menggunakannya. Sanksi diberikan secara bertahap setelah pelaku tidak kunjung uninstall Fake GPS dalam waktu yang ditentukan. Sanksinya mulai dari bonus yang tidak bisa dicairkan hingga suspensi akun.
Sebenarnya Apa Itu Fake GPS?
Fake GPS sebetulnya lebih tepat dikatakan sebagai sebuah metode spoofing atau metode penipuan yang memanfaatkan kecanggihan teknologi, tapi dalam percakapan sehari-hari biasanya yang dimaksud dengan “Fake GPS” adalah aplikasi mobile yang memiliki kemampuan untuk memalsukan lokasi GPS.
Dengan menggunakan Fake GPS, seseorang bisa seolah-olah berada di tempat lain. Posisinya terlihat di peta, tapi orangnya tidak ada di tempat. Oleh karena itulah Fake GPS disebut juga dengan istilah “aplikasi tuyul”.
Banyak aplikasi Fake GPS yang bisa digunakan. Bahkan aplikasi VPN pun juga ada yang menyertakan fitur pemalsuan lokasi GPS.
Sekedar catatan, ada beberapa pihak yang menganggap bahwa Fake GPS dan aplikasi tuyul adalah dua hal yang berbeda, tapi ada pula pihak lain menganggap keduanya sama. Di dalam salah satu artikelnya yang berjudul “Luncurkan Kebijakan Hapus Tuyul #HapusTuyul, GOJEK Ajak Mitra Junjung Nilai Kejujuran”, Gojek mengindikasikan bahwa aplikasi Fake GPS dan tuyul adalah aplikasi yang sama. Indikasi tersebut terlihat dari penggunaan kata “atau” saat menyebut keduanya (contohnya, “aplikasi Fake GPS atau Tuyul”)
Kenapa Fake GPS Dianggap Merugikan Oleh Grab dan Gojek?
Bagi konsumen, kerugian utamanya adalah mereka menghabiskan waktu lebih lama dalam menunggu datangnya pengemudi. Bagi pengemudi ojol (yang bukan pengguna Fake GPS), jatah mereka bisa terambil oleh pengguna Fake GPS yang lokasinya lebih jauh. Sedangkan bagi perusahaan penyedia ojol, mereka harus menyisihkan resource untuk mengurus berbagai problem yang muncul akibat penggunaan Fake GPS.
Di dunia game, Fake GPS juga bisa merugikan seperti di Pokemon Go. Demi menaikkan level dan mengumpulkan koin sebanyak mungkin tanpa susah payah, banyak gamer yang memalsukan lokasi GPS.
Prilaku ini sebenarnya ironis karena tujuan bermain game pada umumnya adalah untuk melewati waktu dengan melakukan sesuatu yang menyenangkan, sedangkan aspek yang paling menyenangkan dari Pokemon Go adalah petualangan dalam memburu Pokemon di berbagai lokasi. Dengan memalsukan lokasi GPS, sama artinya dengan menghilangkan aspek tersebut.
Download berbagai jenis aplikasi terbaru, mulai dari aplikasi windows, android, driver dan sistem operasi secara gratis hanya di Nesabamedia.com: