Di era modern seperti sekarang ini, video sudah menjadi konsumsi sehari-hari untuk pendidikan, hiburan, informasi, dan bahkan untuk mencari nafkah. Tapi, apa sebenarnya video itu?
Video adalah sinyal-sinyal elektronis yang menayangkan gambar-gambar statis secara berurutan dengan cepat, yang umumnya disertai dengan audio.
Penggunaan teknologi video sangat luas. Tidak terbatas pada televisi saja. Teknologi ini juga digunakan di situs-situs berbagi video, Netflix, CCTV, HP, kamera, dan lain-lain.
Format video pun bermacam-macam. Yang paling banyak beredar sekarang ini adalah format file MP4. Kebanyakan perangkat digital yang umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari sekarang ini sudah mendukung format file ini sejak lama.
MP4 merupakan format video yang dikembangkan oleh Motion Pictures Expert Group dan diperkenalkan pertama kali pada tahun 1998. Track video dan audio didalamnya dikompres dengan teknik encoding yang berbeda. Video diproses dengan encoding H.264 atau MPEG-4, sedangkan audio diproses dengan AAC.
Masih banyak format video lainnya. Yang hingga kini masih bisa ditemui, beberapa diantaranya adalah AVI, WEBM, FLV, MOV, WMV, dan MKV.
Format video itu sendiri sebenarnya merupakan sebutan untuk container dan codec. Secara sederhana, container adalah sebuah wadah. Didalamnya berisi data video dan audio beserta dengan informasi metadata lainnya yang perlu dikompres dengan codec.
Kenapa perlu dikompres? Untuk memperkecil ukuran file. Raw stream itu ukurannya sangat besar. Sebuah video RGB berdurasi 2 jam yang memuat 30 frame setiap detiknya bisa memakan ruang penyimpanan hingga 2 TB jika tidak dikompres. Apabila video ini dikompres dengan codec HEVC, ukuran filenya bisa menyusut drastis hingga sekitar 2.5 GB. Frame rate masih sama, resolusi tidak berubah, kualitas pun tetap bagus.
Selain kedua codec di atas, masih ada lagi codec lain yang juga populer. Yaitu VP9 dan AV1. VP9 dikembangkan oleh Google, sedangkan AV1 merupakan hasil kerja keras dari Alliance for Open Media. Aliansi ini terbentuk dari jalinan kerja sama antara Amazon, Mozilla, Google, Intel, Cisco, Microsoft, dan Netflix.
Penerapan VP9 sebagai codec bisa disaksikan melalui video-video di situs YouTube. Android pun secara default menggunakan codec ini.
Selain VP9, AV1 juga diadopsi oleh YouTube tapi hanya untuk video-video tertentu dan hanya untuk komputer-komputer yang sanggup menayangkan AV1 karena codec ini membutuhkan spesifikasi hardware yang tinggi. Pengguna yang merasa komputernya sudah cukup tangguh, bisa mengatur YouTube untuk memilih AV1 sebagai codec default saat menonton video.
Codec AV1 kabarnya juga sudah digunakan oleh Netflix untuk menayangkan video di perangkat Android dan bisa diaktifkan melalui opsi data saving. Kedepannya, AV1 diprediksi akan menjadi codec yang menggantikan seluruh codec yang ada untuk streaming video online.
Editor: Muchammad Zakaria
Download berbagai jenis aplikasi terbaru, mulai dari aplikasi windows, android, driver dan sistem operasi secara gratis hanya di Nesabamedia.com: