Kata “pantun” tentu sudah tidak asing lagi bagi kita. “Pantun” sendiri berasal dari bahasa Minangkabau yaitu “panutun” yang berarti “petuntun”. Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama dimana setiap baitnya terdiri dari empat baris yang berisi sampiran dan isi. Pada artikel ini, kita akan membahas mengenai ciri – ciri pantun beserta contohnya.
Sama dengan jenis karya sastra lainnya, pantun juga memiliki ciri-ciri khasnya tersendiri. Ciri-ciri inilah yang menjadi pembeda antara pantun dan jenis karya sastra lainnya. Jadi, saat akan membuat pantun, Anda tentu harus mengetahui dan memahami ciri-ciri pantun tersebut. Dengan begitu, karya yang Anda buat layak disebut sebagai pantun.
Selain dari segi struktur penulisannya, ciri khas pantun juga terlihat dari cara penyampaiannya yang khas. Untuk informasi lebih lanjut mengenai ciri-ciri pantun, mari simak penjelasan dibawah ini.
[ez-toc]
Ciri-Ciri Pantun
Setelah Anda memahami apa itu pantun beserta fungsinya, selanjutnya Anda perlu mengetahui ciri-ciri dari pantun itu sendiri agar Anda dapat membedakannya dengan jenis karya sastra serupa lainnya. Berikut dibawah ini ciri-ciri pantun.
1. Setiap bait terdiri dari empat baris atau larik
Setiap bait berisi rangkaian kata-kata yang berada didalam satu gagasan dan biasanya memiliki ciri khas tersendiri berdasarkan jenis puisinya. Didalam pantun, baitnya terdiri atas empat baris. Selain itu, barisan kata-kata pada pantun juga dikenal dengan sebutan “larik”.
Umumnya, sebuah pantun berisi 1 bait yang terdiri dari 4 baris atau larik. Hal ini tentu berbeda dengan puisi atau prosa yang terdiri dari jumlah baris yang relatif bebas. Nah, jika terdapat pantun yang lebih dari 4 baris maka pantun tersebut termasuk kategori pantun talibun.
Ladanya di petik ketika temaram (baris kedua)
Jikalau iman terangi dada (baris ketiga)
Hatinya lapang, hidupnya tentram (baris keempat)Contoh pantun talibun:
Berlayar menuju pulau di sana
Menerjang ombak di bulan purnama
Bersama nahkoda melempar jala
Agar memiliki gelar sarjana
Belajarlah dengan giat dan seksama
Jangan lupa selalu berdoa
Melihat pedati yang sudah tua
Pedati hendak pergi ke telaga
Pergi bersama melewati desa
Walau sepiring untuk berdua
Atau sepiring untuk bertiga
Tidaklah mengapa asal kenyang terasa
2. Umumnya terdiri dari 8 – 12 suku kata pada tiap baris
Awalnya, pantun tidak dituliskan tetapi hanya disampaikan secara lisan atau diujarkan saja. Oleh karena itulah, setiap baris pada pantun hanya berisi kata-kata yang singkat tetapi padat isi dan banyak makna. Secara umum, setiap baris pada pantun terdiri dari 8 – 12 suku kata saja.
Contoh:Ayam berkokok di pagi hari
Bangunlah sudah seorang anak
Jangan bangun hanya untuk mandi
Tapi tolonglah ibu untuk masak
Penjelasan:
- Baris 1: a – yam – ber – ko – kok – di – pa – gi – ha – ri = 10 suku kata
- Baris 2: ba – ngun – lah – su – dah – se – o – rang – a – nak = 10 suku kata
- Baris 3: ja – ngan – ba – ngun – ha – nya – un – tuk – man – di = 10 suku kata
- Baris 4: ta – pi – to –Â long – lah – i – bu – un – tuk – ma – sak =11 suku kata
Dari poin – poin diatas, kita dapat mengetahui bahwa pantun diatas hanya terdiri dari 10 – 11 suku kata saja. Dengan kata lain, secara umum, pantun hanya terdiri dari 8 – 12 suku kata saja. Jika terdapat pantun yang memiliki jumlah suku kata yang kurang dari 8 atau lebih dari 12 maka kemungkinan besar akan merusak nadanya.
3. Terdiri dari sampiran dan isi
Pantun tidak hanya berisi makna atau isi saja tetapi juga terdapat pengantar yang sangat puitis bahkan dapat terkesan jenaka atau lucu ketika diujarkan. Hal inilah yang menjadi daya tarik pantun. Selain itu, pantun juga disusun dengan kata – kata yang singkat sehingga membuatnya mudah diingat.
Pengantar pada pantun disebut sebagai sampiran. Sampiran biasanya menjelaskan tentang peristiwa ataupun kebiasaan yang terjadi di masyarakat baik bersifat puitis sampai jenaka. Letak sampiran didalam pantun berada di baris pertama dan kedua. Sedangkan, isi didalam pantun berada di baris ketiga dan keempat. Isi merupakan bagian inti didalam pantun yang mengandung makna.
Contoh:Kalau ada jarum yang patah (baris pertama – sampiran)
Jangan masukkan dalam peti (baris kedua – sampiran)
Kalau ada kata-kataku yang salah (baris ketiga – isi)
jangan masukkan dalam hati (baris keempat – isi)
4. Sampiran dan isi tidak berkaitan satu sama lain
Setelah Anda memahami apa itu sampiran dan isi pada pantun, perlu Anda ketahui bahwa sampiran dan isi tidaklah berkaitan satu sama lain. Dengan kata lain, sampiran dan isi adalah inti yang terpisah.
Contoh:Kura-kura naik perahu (sampiran)
Jalan – Jalan beli tahu (sampiran)
Sudah gaharu cendana pula (isi)
Sudah tahu bertanya pula (isi)
Penjelasan:
Dari contoh pantun diatas, Anda dapat melihat bahwa tidak ada kaitan antara sampiran dan isi.
4. Memiliki rima/sajak a – b – a – b atau a – a – b – b
Rima atau sajak adalah kesamaan bunyi di akhir baris yang terdapat didalam sebuah puisi. Karena pantun termasuk keadalam jenis puisi lama maka pantun biasanya kental akan rima atau sajak. Rima atau sajak pantun yaitu a – b – a – b atau a – a – b – b.
Rima a – b – a – b artinya terdapat kesamaan bunyi di akhir baris diantara baris pertama dengan ketiga kemudian baris kedua dengan keempat didalam pantun. Sedangkan, rima a – a – b – b artinya terdapat kesamaan bunyi di akhir baris diantara baris pertama dengan kedua kemudian baris ketiga dengan keempat.
Jadi, dalam pembuatan pantun, Anda harus memperhatikan pemilihan kata di akhir baris. Pastikan sesuai dengan rima atau sajak pantun.
Contoh pantun a – b – a – b:Supaya tangan tidak terluka
Jangan dikepit hulunya kapak
Supaya Tuhan tidak murka
Jangan sakiti Ibu dan Bapak
Contoh pantun a – a – b – b:
Kura-kura naik perahu
Jalan – jalan beli tahu
Sudah gaharu cendana pula
Sudah tahu bertanya pula
5. Bersifat anonim
Pantun adalah sebuah karya sastra yang bersifat anonim. Artinya, pengarang dari sebuah pantun biasanya tidak diketahui (anonim).
6. Setiap baris terdiri dari 4 sampai 6 kata
Biasanya, setiap baris pada pantun hanya terdiri dari 4 sampai 6 kata saja karena pantun adalah karya sastra yang terdiri dari kata – kata yang singkat.
Contoh:Ayam berkokok di pagi hari
Bangunlah sudah seorang anak
Jangan bangun hanya untuk mandi
Tapi tolonglah ibu untuk masak
Penjelasan:
- Baris 1: ayam – berkokok – di – pagi – hari = 5 kata
- Baris 2: bangunlah – sudah – seorang – anak = 4 kata
- Baris 3: jangan – bangun – hanya – untuk – mandi = 5 kata
- Baris 4: tapi – tolonglah – ibu – untuk – masak =5 kata
Dari poin – poin diatas, kita dapat mengetahui bahwa pantun diatas hanya terdiri dari 4 – 5 kata saja.
Baiklah, semoga pembahasan mengenai ciri-ciri pantun beserta contohnya seperti yang telah dijelaskan diatas bermanfaat. Terima kasih!
Editor: Muchammad Zakaria
Download berbagai jenis aplikasi terbaru, mulai dari aplikasi windows, android, driver dan sistem operasi secara gratis hanya di Nesabamedia.com: