Cerita jenaka merupakan bagian dari cerita rakyat dengan unsur jenaka atau lucu sehingga bisa membangkitkan tawa. Bahan cerita berdasarkan kehidupan masyarakat sehari-hari. Hal yang menonjol dari cerita ini adalah pasti mengandung unsur humor dan komedi.
Berikut adalah contoh cerita jenaka yang bisa anda baca sebagai referensi dan semoga terhibur. Berikut di bawah ini.
5 Contoh Cerita Jenaka
Berikut adalah cerita jenaka yang bisa anda baca dan semoga terhibur, antara lain:
1. Becak Dilarang Masuk
Becak Dilarang Masuk
Ada seorang tukang becak asal Madura yang kepergok seorang polisi ketika memasuki kawasan “Becak dilarang masuk”.
Tukang becak itu nyelonong, dan polisi pun datang menyemprit.
“Apa kamu tidak melihat gambar itu? Becak tak boleh masuk jalan ini,” kata polisi itu membentak.
“Oh saya lihat pak, tapi itu kan gambarnya becak kosong tidak ada orangnya. Becak saya kan ada orangnya, berarti boleh masuk,” jawab si tukang becak.
“Bodoh, apa kamu tidak bisa baca? Di bawah gambar itu kan ada tulisan becak dilarang masuk!” bentak Pak polisi lagi.
“Tidak pak, saya tidak bisa baca. Kalau saya bisa baca ya saya pasti jadi polisi seperti sampeyan, bukan jadi tukang becak begini,” jawab si tukang becak cengengesan.
2. Anak SD Mau ke Surga
Anak SD Mau ke Surga
Suatu ketika, sejumlah murid salah satu kelas di SD sedang menjalani pelajaran agama. Dengan penuh semangat, seorang guru bernama Udin sedang memberikan pelajaran yang membahas mengenai surga. Usai memberikan penjelasan mengenai surga, sang guru lantas memberikan pertanyaan kepada seluruh muridnya. Berikut percakapannya:
“anak-anak, siapa yang mau masuk surga?” tanya Udin.
“Saya pak, saya,” teriak seluruh murid.
Dari seluruh anak yang mengajukan diri, rupanya ada satu murid bernama Ucok tidak ikut berteriak. Hal itu membuat sang guru kembali bertanya.
“Yang mau masuk surga tunjukkan tangannya,” tanya Udin lagi.
“Sayaa,” teriak para murid berlomba-lomba mengangkat tangannya.
Lagi-lagi, Ucok tetap diam tak bergeming. Demi memacu semangat muridnya, dia pun kembali bertanya.
“Yang mau masuk surga ayo berdiri.”
Mendengar itu, seluruh murid berdiri, kecuali Ucok yang tetap diam dan malah disibukkan dengan bukunya sendiri.
Merasa ada murid yang tak bersemangat, Udin pun menghampiri Ucok dan bertanya, “Cok, kamu mau masuk surga enggak?”
“Mau dong pak!” jawab Ucok.
“Terus kenapa kamu enggak berdiri?” lanjur Udin penasaran.
“Lha, memangnya mau berangkat sekarang pak?”
3. Abu Nawas Mau Terbang (Timur Tengah)
Abu Nawas Mau Terbang (Timur Tengah)
Penduduk gempar. Abu Nawas mengatakan bahwa dirinya mau terbang. Hal itu membuat sebagian penduduk percaya akan kehebatan Abu Nawas.
“Benarkah kau mau terbang?” tanya seorang pemuda.
“Ya, aku mau terbang,” jawab Abu Nawas.
Berita tentang mau terbangnya Abu Nawas pun menyebar. Penduduk penasaran, apakah Abu Nawas akan benar-benar terbang. Hal itu terdengar sampai ke telinga Raja. Raja lalu memanggil Abu Nawas untuk memastikan kebenarannya.
“Berita tentang kau yang man terbang membuat penduduk heboh, bahkan sampai ke luar negeri. Apakah benar kau mau terbang, Abu Nawas?” tanya Raja.
“Ya Raja, itu benar. Aku memang mau terbang,” ucap Abu Nawas, mantap.
“Apakah kau berbohong?” Raja memastikan.
“Aku tidak berbohong, Raja. Aku mau terbang hari Jum’at besok, di tempat tertinggi di negeri ini,” ucap Abu Nawas.
“Baiklah kalau begitu, biar prajurit yang akan mengumumkannya kepada rakyat. Tetapi awas, jika kau berbohong, maka kau akan dihukum mati,” balas Raja.
Tepat pada hari Jum’at, semua penduduk sudah berkumpul. Mereka ingin menyaksikan Abu Nawas terbang.
“Hebat sekali Abu Nawas,” ucap salah satu penduduk.
“Terbanglah kau Abu Nawas. Paling-paling kau akan terjatuh lalu mati. Jika tidak, kau akan mendapatkan hukuman mati dari raja. Jadi itu sama saja untukmu,” ujar penduduk lainnya.
Abu Nawas naik ke atas bangunan yang paling tinggi. Semua penduduk dan Raja menyaksikannya dengan penasaran. Sesampainya di atas bangunan tertinggi, Abu Nawas tersenyum. Ia lalu mengepak-ngepakkan tangannya seperti mau terbang.
Penduduk menjadi jengkel. Abu Nawas tak juga terbang. Ia hanya seperti orang mau terbang.
“Hai, Abu Nawas, kenapa kau bohongi kami?!” seru Raja.
“Hamba tidak berani berbohong, Raja. Hamba memang mau terbang. Apakah kalian melihat saya mau terbang?” tanya Abu Nawas kepada penduduk.
“Iya, kami melihat kau seperti mau terbang. Namun, kau tak terbang-terbang,” seru penduduk.
“Nah, benar kan, hamba tidak berbohong. Hamba hanya mau terbang, tetapi ternyata hamba tak bisa terbang,” ucap Abu Nawas kepada Raja.
Raja dan penduduk tak bisa menyalahkan Abu Nawas. Abu Nawas memang berkata benar. Raja hanya tertawa medengar penjelasan Abu Nawas. Rupanya, sekali lagi, mereka terkecoh oleh Abu Nawas.
Pesan moral dari Cerita Abu Nawas Paling Lucu : Abu Nawas Mau Terbang (Timur Tengah) adalah jangan telan mentah-mentah ucapan orang lain. Pikirkan matang-matang sebelum menyimpulkan.
Sumber: dongengceritarakyat.com/cerita-abu-nawas-paling-lucu-dan-dongeng/, dalam Cerita Abu Nawas Paling Lucu Dan Dongeng dari Korea Utara.
4. Singa Bodoh dan Kelinci Pintar
Singa Bodoh dan Kelinci Pintar
Suatu hari, hiduplah seekor singa yang sangat serakah. Semua binatang di hutan takut padanya karena setiap hari ia selalu membunuh binatang lain untuk disantap, tak peduli ia sedang lapar atau tidak.
Binatang-binatang yang ada di hutan itupun memutuskan untuk menawarkan satu binatang sebagai santapan singa setiap harinya. Mereka menemui singa dan berkata, “Tuan, tolong dengarkan permintaan kami. Jika Tuan terus membunuh binatang-binatang di sini, maka tidak akan ada lagi yang tersisa. Kami minta Tuan tetap di tempat saja. Setiap hari, kami akan memberi satu binatang untuk disantap. Dengan begitu, Tuan tidak harus lelah berburu.”
Singa pun akhirnya setuju. Jadi, setiap harinya akan ada satu binatang yang dipilih untuk dikirimkan kepada singa.
Kebetulan, hari pertama kelinci lah yang terpilih. Tapi, kelinci itu tidak mau menjadi santapan singa. Dengan kecerdasannya, ia berencana untuk membuat singa itu kelaparan agar bisa dibunuh.
Sebelum memulai perjalanan menemui singa, kelinci bangun sangat siang. Dia berjalan pelan menuju tempat singa berada. Bahkan dia sempat tidur di jalan dan kemudian sampai di tempat singa menjelang malam.
Singa menjadi sangat marah dan tidak sabar. Saat dia melihat seekor kelinci kecil, dia mengaum, “Aku sudah menunggu seharian dan binatang yang dikirim ternyata kamu! Kamu terlalu kecil untuk kumakan. Aku harus memberi pelajaran untuk semua binatang di sini!”
Kelinci kemudian menenangkannya, “Tuah, bolehkah aku mengatakan sesuatu? Binatang-binatang itu sebenarnya mengirim enam kelinci untuk Tuan santap. Tapi, di jalan mereka dimakan oleh singa lain. Padahal kami bilang Tuanlah yang menjadi Raja kami. Tapi, dia mengatakan kalau Tuan harus meninggalkan hutan ini, kalau tidak dia akan membunuh Tuan.”
Mendengar itu, singa menjadi sangat geram. Dia meminta kelinci untuk membawanya ke tempat singa lain itu agar bisa membunuhnya.
“Dia tinggal di benteng itu, Tuanku,” kata si kelinci.
Singa pun pergi ke sana dan melihat bayangannya sendiri di air. Dia mengira itu adalah singa lain. Dia mengaum marah dan mendengar gema suaranya yang dikira adalah suara singa lain.
Dia melompat ke dalam untuk membunuhnya, tapi kepalanya membentur batu dan dia terjatuh ke dalam air kemudian tenggelam. Kelinci kecil itupun berlari dan menceritakan ke binatang lain kalau dia sudah menyelamatkan hutan.
Pelajaran pertama yang bisa diambil dari cerita dongeng anak lucu ini adalah jangan biarkan lapar menguasai emosimu. Nah, kalau adik kamu malas makan, beri aja dia dongeng humor di atas ini.
Kasih tahu dia kalau nggak mau makan, nanti dia bakal kelaparan. Kalau udah kelaparan nanti bisa jadi nggak pinter. Dijamin deh, setelah itu dia jadi mau makan.
5. Seekor Keledai dan Serigala
Seekor Keledai dan Serigala
Dahulu kala, hiduplah seorang buruh cuci yang mempunyai seekor keledai. Pada siang hari, si keledai membantu sang pemilik dan pada malam harinya ia dilepas untuk menikmati udara malam. Keledai menggunakan kesempatan tersebut untuk pergi ke ladang terdekat dan memakan sayuran segar di sana.
Dari serangkaian perjalanan malamnya tersebut, ia bertemu dengan seekor serigala. Karena sering bertemu, keduanya pun menjadi teman. Hingga pada suatu hari, serigala mengajak keledai untuk mengunjungi sebuah ladang yang penuh dengan mentimun segar yang dan letaknya juga tidak jauh.
Sesampainya di ladang tersebut, mereka banyak sekali makan mentimun. Hal itu membuat hati si keledai begitu senang.
“Serigala, aku sangat bahagia sekali hari ini. Lihatlah bulan purnama itu, ia sangat cantik, kan? Ia membuatku ingin sekali bernyanyi.”
Serigala mengatakan padanya bahwa itu merupakan ide yang buruk mengingat mereka tidak seharusnya berada di ladang tersebut. Lebih baik jangan membuat suara karena akan membuat mereka ketahuan. Namun, keledai tidak mengindahkannya dan tetap menyanyikan sebuah lagu.
Karena tak mau ketahuan, serigala pergi keluar dengan dalih akan berjaga jaga apabila si petani datang. Tak lama kemudian, petani yang mendengar suara keledai pun bergegas menuju ke tempat tersebut. Ia pergi kesana dengan membawa tongkat dan batu. Lalu, keledai dipukul dan dilempari hingga lebam.
Keledai itu berjalan pincang keluar dari ladang tersebut. Saat ia mendekat, serigala pun berkata “Keledai, kamu bernyanyi sangat bagus. Tak heran jika petani itu memberimu hadiah.”
Bagaimana, Bun? Menarik tidak jika cerita lucu anak-anak yang satu ini diceritakan kepada si kecil? Tak hanya menghibur, tapi Bunda juga bisa mengajarkan pesan hidup yang bermakna, lho.
Cerita lucu untuk anak ini mengajari si kecil untuk tidak mudah mempercayai perkataan orang lain. Apalagi jika diajak untuk melakukan perbuatan tidak terpuji, seperti mencuri.
Jangan sampai seperti keledai yang mau begitu saja diajak oleh serigala melakukan hal yang buruk. Sepandai apapun orang menutupi perbuatan buruknya, nanti pasti akan ketahuan juga.
Nah, itulah 5 contoh cerita jenaka yang bisa anda baca. Semoga bermanfaat dan terhibur.
Editor: Muchammad Zakaria
Download berbagai jenis aplikasi terbaru, mulai dari aplikasi windows, android, driver dan sistem operasi secara gratis hanya di Nesabamedia.com: