5 Contoh Naskah Drama Singkat Berbagai Tema untuk 2, 4, 5, 6 atau 7 Orang

1. Contoh Naskah Drama untuk 2 Orang

Berikut ini adalah contoh naskah drama singkat untuk 2 orang bertemakan Persahabatan.

Pemeran 1 : Nayla

Pemeran 3 : Freya

2 Menjadi 1

Di kamar Freya, Nayla datang dan duduk dipinggir kasur. sementara Freya sedang berbaring dikasurnya.

Nayla : Frey, kamu kenapa ?

Freya : Gakpapa kok nay, aku cuma sedikit stress aja karena ujian masuk PTN tinggal sedikit lagi.

Nayla : Oooh jadi itu yang membuat kamu mengurung diri dikamar terus? Terus kata mama kamu, kamu makannya sedikit.

Freya : Iya, lagi gak mood buat ngapa-ngapain nih.

Nayla : Frey, jangan gitu dong. Kalo kamu gamau makan, terus mengurung diri terus dikamar, nanti kamu sakit. Terus kalo kamu sakit, kamu nanti gabisa ikut ujian tulis masuk PTN itu gimana ? Makin ribet ntar urusannya.

Freya : Iya juga ya, tapi gimana dong. Aku bingung nih.

Nayla : Yang kamu bingungin apa, Frey ?

Freya : Aku bingung, nanti kalo aku gak masuk PTN, aku harus gimana ?

Nayla : Sekarang, kamu jangan mikirin hasilnya dulu. Kamu belajar aja dulu yang rajin, banyakin jawab-jawab soal ujian tahun lalu. Urusan hasil itu belakangan.

Freya : Udah kok, Nay. Tapi aku masih aja merasa takut ngebayangin kalo aku gak diterima.

Nayla : Kayaknya kamu perlu untuk refreshing deh. Biar kepala kamu gak mumet. Gimana kalo kita belajar bareng? Kita bisa cari tempat diluar sana kayak taman, cafe, dan yang lain. Biar kamu gak tertekan, sekalian bisa ngliat pemandangan yang bagus terus hirup udara segar. Gimana menurut kamu?

Freya : Wah ide bagus tuh. Aku juga mau hirup udara segar. Otakku udah mumet banget nih.

Nayla : Yaudah ayo.

Freya : Terimakasih ya Nay, kamu selalu ada disaat aku lagi butuh bantuan.

Nayla : Iya sama-sama Frey.

Freya dan Nayla pun saling berpelukan.

2. Contoh Naskah Drama untuk 4 Orang

Berikut ini adalah contoh naskah drama singkat untuk 4 orang bertemakan tradisional.

Pemeran 1 : Malin Kundang

Pemeran 2 : Ibu atau Mande

Pemeran 3 : Puteri

Pemeran 4 : Ujang

Malin Kundang

Malin kundang merupakan seorang anak yang sudah lama merantau dan meninggalkan kota kelahirannya. Ia terus mengembara dan mengadu nasibnya untuk mendapatkan kehidupan yang baik. Ia meninggalkan Ibu nya atau yang bisa disebut dengan Mande di tanah kelahirannya. Dan pada akhirny, Malin kundang pun berhasil dan kemudian menikah dengan putri seorang saudagar yang kaya raya. Dan kemudian ia pun kembali ke tanah kelahirannya tersebut bersama istrinya.

Malin Kundang : Wahai istriku, Ini merupakan tanah dimana tempat aku lahir dulu (Menunjukkan darata diatas perahu).

Putri : Sangat indah sekali kota kelahiranmu, Kanda.

Ibu (Mande) : (berlari sambil tertatih-tatih menghampiri Malin) Malin? Kamu kah itu nak? (teriak).

Ujang : Mande, pelan-pelan larinya (sambil membopong bahu Mande.

Putri : Siapa wanita dan pemuda itu, Kanda ?

Malin Kundang : (kaget) Kanda tidak tahu dinda. Mungkin saja itu hanya seorang pengemis yang meminta sumbangan dari kita. Jangan dipedulikan, biarkan saja dia.

Ibu (Mande) : Malin, ini ibu nak. Apakah kamu sudah lupa dengan ibu yang melahirkan kamu nak?

Ujang : (menangis) Yang sabar Mande.

Malin Kundang : Hey wanita tua! Jangan pernah kamu berani dan mengaku kamu sebagai ibuku. Pergilah kamu! Ibuku bukan seorang wanita yang tua dan renta sepertimu, lagipula ibuku juga telah lama meninggal dunia. Pergi dari sini! Jangan kamu kotori kapalku ini (membentak).

Ujang : Astaghfirullah Malin… Tega sekali kamu dengan ibu kandungmu.

Ibu (Mande) : (Menangis) Ya Allah, mengapa anakku telah berubah dan menjadi seperti ini, ya Allah? Apa salahku Ya Allah? Apabila memang benar dia bukan anakku, maka maafkan lah dia yang sudah menghinaku. Tetapi apabila dia benar dia anakku, maka hukum ia yang sudah durhaka kepadaku, ya Allah (mengadahkan tangan).

Dan tiba-tiba saja terdengan suara petir, dan gemuruh yang besar. Badai besar pun tiba dan datang. Kapal Malin juga terbalik. Dan dengan cepat, kilat menyambar tubuh malin kundang beserta istrinya. Tetapi, anehnya mereka malah berubah menjadi batu.

3. Contoh Naskah Drama untuk 5 Orang

Berikut ini adalah contoh naskah drama singkat untuk 5 orang bertemakan komedi.

Pemeran 1 : Bajak Laut

Pemeran 2 : Nahkoda

Pemeran 3 : Prajurit 1

Pemeran 4 : Prajurit 2

Pemeran 5 : Nelayan

Permintaan Terakhir

Suatu hari di pulau tak ada nama, sekelompok pasukan bajak laut sedang memasuki area hutan untuk mencari makanan berupa buah-buahan atau hewan yang dapat dimakan.

Prajurit 1 : Boss, kita udah mengelilingi pulau ini, tapi harta karunnya belum juga ketemu.

Prajurit 2 : Iya nih boss, kitaudah capek nih.

Nahkoda : Halah kalian ini, masih juga ngelilingi 1 pulau udah capek, gimana saya dulu. Saya udah pernah ngelilingi 34 pulau. Gak pernah capek tuh.

Bajak Laut : Sudah-sudah… kita lanjutkan pencarian harta karun kalau kita sudah selesai makan.

Para pendekar bajak laut pun terus berjalan menyusuri pulau, dan di pertengahan jalan mereka menemukan seorang nelayan yang membawa peti harta karun.

Prajurit 1 : Boss, boss…. Itu sepertinya peti harta karun.

Prajurit 2 : Iya boss.. kita haru merebutnya.

Nahkoda : Wahh… berani-beraninya dia merebut harta karun kita boss.

Bajak Laut : Ayo sergap dia.

Prajurit pun menyergap orang tersebut dan mengikatnya di sebuah pohon.

Bajak Laut : HAHAHAHAHAHAH berani sekali kamu merebut harta karunku

Nelayan : Maafkan saya. Saya hanya menemukan benda itu dibalik batu. Maafkan sayaaa.

Bajak Laut : Baiklah, saya akan maafkan kamu. Saya kasi kamu 1 permintaan terakhir.

Nelayan : Benarkah ?

Bajak Laut : Ya, 1 permintaan saja ya.

Nelayan : Apa saja ? Benarkah ?

Bajak Laut : Ya, Apa saja. Satu saja. Saya lagi berbaik hati soalnya.

Nelayan : Janji ?

Bajak Laut : Ya, janji. Seorang bajak laut haram hukumnya mengingkari janji.

Nelayan : Baiklah, Kalau begitu saya punya permintaan. Lepaskan saya, biarkan saya pergi membawa harta karun ini.

Bajak laut kaget. Dan kemudian prajurit membebaskan nelayan tersebut.

4. Contoh Naskah Drama untuk 6 Orang

Berikut ini adalah contoh naskah drama singkat untuk 6 orang bertemakan persahabatan.

Pemeran 1 : Anton

Pemeran 2 : Bayu

Pemeran 3 : Dodi

Pemeran 4 : Ehsan

Pemeran 5 : Ilham

Kebersamaan

Suatu hari 5 sekawan sedang bermain bola dilapangan desa tempat mereka tinggal. Mereka memang sering bermain bola sore hari dilapangan tersebut. Dan saat ini mereka sedang beristirahat dipinggir lapangan.

Bayu : Dod, kamu dibawakan bekal apa sama ibumu? (sambil membuka kotak bekalnya).

Dodi : Aku dibawain bekal ayam goreng nih. Kalo kamu Bay?

Bayu : Aku dibawain bekal udang besar sama bundaku. Soalnya kemarin ayahku menangkap udang bersama ayah Ehsan.

Dodi : Jadi bekalmu juga juga pake udang San?

Ehsan : Iya Dod. Aku samaan sama Bayu (tersenyum sumringan).

Dodi : Waaahhh enaknya… aku juga suka sekali udang. Kalo kamu ham?

Ilham : Aku dibawain sayur daun ubi dengan ikan sambal Dod. Makanan kesukaanku.

Dodi : Wahhh, itu juga tak kalah enaknya. Kalau kamu, Ton?

Anton : (tersenyum meringis) Aku gak bawa bekal. Ibuku pagi-pagi sekali suda bekerja karena abangku akan masuk SMA. Maka dari itu ayah sama ibu harus giat mencari uang. Jadi ibuku tak sempat masakin aku bekal (sedih).

Dodi : Ya sudah, Ton. Kamu masih bisa kok makan bersama kami.

Anton : Maksudnya ?

Ehsan : Gimana kalo kita ramai-ramai makannya biar Anton juga bisa makan, makanan kita.

Ilham : Bagaimana caranya ?

Ehsan : Begini saja, bagaimana kalo kita makannya pake daun pisang? Jadi makanan kita, kita tuang ke daun pisang itu. Biar kita semua bisa makan bareng-bareng.

Dodi : Ide bagus tuh. Ayo!

Ilham dan Bayu mengambil daun pisang yang tak jauh dari tempat mereka. Dan mereka semua menuangkan makanannya di daun pisang tersebut. Mereka makan dengan lahap.

Anton : Terimakasih ya teman-teman. Cuma kalian teman yang mengerti keadaanku.

Bayu : Siap. Santai aja, Ton (tersenyum).

5. Contoh Naskah Drama untuk 7 Orang

Berikut ini adalah contoh naskah drama singkat untuk 7 orang bertemakan tradisional.

Pemeran 1 : Bima

Pemeran 2 : Akil

Pemeran 3 : Niki

Pemeran 4 : Budi

Pemeran 5 : Juna

Pemeran 6 : Puja

Pemeran 7 : Wira

Lomba 17 Agustus

Ada sekelompok anak-anak yang ingin mengikuti lomba 17 Agustus dikampungnya. Mereka mengikuti perlombaan panjat pinang.

Bima : Ayo kita hompimpa untuk tau dimana posisi kita. Siapa yang menang, dia bakal dapat posisi paling bawah.

Keenam temannya mengangguk bersamaan dan mereka melakukan hompimpa.

Akil : Yahhhhh…. aku deh.

Niki : Hahahahah yasudahlah kil, kamu emang udah paling cocok diposisi paling bawah.

Akil cemberut.

Bima : Yaudah ayo lanjut.

Mereka melanjutkan melakukan hompimpa sampai mendapati posisi dari paling bawah yaitu Akil – Budi – Puja – Bima – Niki – Juna – Wira. Wira mendapati posisi paling atas. DImana ia bertugas untuk mengambil hadiah dan bendera.

Bima : Ingat, dalam permainan ini, kita memerlukan kekompakan tim.

Budi : Iya, kita juga harus bisa kerja sama, jangan lama-lama ngambilnya.

Juna : Wira, kamu jangan sampai jatuh ya.

Puja : Iya, dan jangan lupa untuk ambil benderanya.

Wira : Santai, aku sudah biasa kok panjat memanjat.

Akil : Gaya kamu Wir.

Dan mereka pun bersiap pada posisinya masing-masing.

Akil : Jangan lama-lama ya. Berat banget nih, aku paling bawah soalnya.

Budi : San tai aja kil. Aku naik ya.

Akil mengangguk dan diikut Puja, Bima dan Juna yang menaiki tubuh bahu mereka.

Juna : Hati-hati Wir, pinangnya licin banget.

Wira : iya aku bakalan hati-hati. Aku naik ya kil.

Akil : Yaudah cepat.

Wira berhasil naik dan berhasil memanjat pohon pinang tersebut. Teman-temannya yang lain menyemangatinya dari bawah .

Akil : Ayo Wir, ambil hadiahnya.

Budi : Iya turunin aja semuanya.

Puja : Jangan lupa benderanya Wir.

Tetapi, tiba-tiba saja Wira kehilangan keseimbangannya. Ia hampir akan terjatuh.

Wira : Teman-teman, aku sedikit terpeleset. Bantuin.

Bima : Sebentar, Wir.

Bima dan temannya yang lain mengambil matras yang ada milik panitia. Dan Wira pun terjatuh.

Wira : Aduhhh, punggungku sakit nih.

Puja : Kamu tidak apa-apa Wir ?

Wira : Enggak, untung kalian bisa cepat menolongku.

Budi : Alhamdulillah.