Microsoft telah membuka keran pembaruan Windows 11 yang diharapkan akan membantu dalam meringankan permasalahan umum bagi para profesional IT, khususnya dalam masalah keamanan perangkat dan jaringan.
Diumumkan sebagai bagian dari acara Windows Power the Future of Hybrid Work, fitur-fitur baru ini melengkapi sistem operasi Microsoft dengan opsi keamanan siber tambahan, untuk melindungi pengguna dari serangan phishing dan malware.
Ada juga peningkatan dari perspektif manajemen, dengan fitur-fitur baru yang dirancang untuk mengotomatiskan proses patching di Windows 11, Edge dan Office dan menyederhanakan pengelolaan identitas.
Microsoft mengklaim bahwa perlindungan yang dibangun ke dalam berbagai layanannya, telah mampu memblokir hampir 10 miliar ancaman malware, 35 miliar email berbahaya dan 25,6 miliar serangan terkait kata sandi, sepanjang tahun 2021. Namun, hasil Work Trend Index mengindikasikan bahwa kalangan bisnis terus merasa rentan dalam lingkungan kerja hybrid yang baru.
Untuk lebih memperkuat pertahanannya, Microsoft sedang mempersiapkan serangkaian perubahan untuk Windows 11 yang akan membantu menjaga dari ancaman paling umum dan paling canggih.
“Microsoft terus melakukan investasi dalam meningkatkan dasar keamanan default untuk Windows dan berfokus pada menutup celah kerentanan di vektor serangan teratas. Dengan chipset built-in untuk perlindungan awan dan lapisan keamanan, Windows 11 membantu kalangan bisnis dan organisasi dalam memenuhi tantangan keamanan baru dari tempat kerja hybrid, sekarang dan di masa yang akan datang. Dengan setiap rilisannya, kami membuat Windows lebih aman secara default, merancang perlindungan baru saat kami terus berupaya mendukung masa depan bisnis mereka,” ungkap David Westonm, VP Enterprise dan OS Security di Microsoft.
Lebih lanjut, Microsoft telah mengembangkan sebuah sistem AI aktif yang baru, yang akan mencegah pengguna menjalankan aplikasi berbahaya di perangkat Windows, yang bernama Smart App Control. Fitur ini bergantung pada sebuah model AI yang dihost di layanan awan Azure, untuk mengatasi berbagai tingkatan ancaman yang disebabkan oleh file eksekutabel. Jika tingkat ancamannya tinggi, maka aplikasi tidak akan diizinkan untuk digunakan.
Microsoft Defender, layanan antivirus bawaan di Windows 11, juga akan mendapatkan sebuah fungsionalitas baru, yang akan melindungi pengguna dari serangan phishing, dengan memperingatkan pengguna ketika mereka akan memasukkan akun penting Microsoft mereka ke situs yang kurang terpercaya.
Dan ketika sebuah perangkat hilang atau dicuri, sebuah perlindungan baru bernama Personal Data Encryption akan memastikan data tetap aman dari ancaman pencurian dan serangan.
Terakhir, Microsoft juga telah meluncurkan sebuah pembaruan bernama Config Lock, yang akan melindungi pengguna dari kesalahan mereka sendiri. Fitur ini akan mengawasi kunci registry untuk memastikan bahwa pemilik perangkat tetap mengikuti standar keamanan yang diterapkan Microsoft. Jika sebuah percobaan pembobolan kebijakan terdeteksi, perangkat akan secara otomatis kembali ke status awal.
Download berbagai jenis aplikasi terbaru, mulai dari aplikasi windows, android, driver dan sistem operasi secara gratis hanya di Nesabamedia.com: