Semua pengguna android dan smartphone lainnya tentu sudah tak asing lagi dengan aplikasi WhatsApp. Aplikasi yang identik dengan warna hijau dan gambar telepon tersebut memiliki nama lengkap WhatsApp Messenger.
WhatsApp merupakan layanan pesan lintas platform yang dapat diunduh secara gratis di Google Play Store atau aplikasi install online lainnya. Namun, pastikan dulu ponsel terhubung dengan data internet. Dengan menggunakan aplikasi messenger ini, user dapat dengan mudah bertukar pesan teks dan suara, video call, berbagi gambar dan foto, dokumen, user location, dan media lainnya dengan kontak yang tersimpan.
Aplikasi messenger satu ini dapat diakses hingga di 180 negara. Menurut Mark Zuckerberg, anak perusahaan Facebook ini memiliki 1,5 miliar pengguna aktif berdasarkan survei pada Januari 2018. Angka tersebut terus mengalami peningkatan selama setahun terakhir dan bahkan telah menggeser perkembangan Facebook.
Lalu, siapakah yang menciptakan WhatsApp? Berbeda dengan Facebook atau Google yang dibuat oleh para anak muda ahli komputer yang tidak menamatkan kuliahnya, aplikasi messenger ini diciptakan oleh dua orang interprener internet dalam usia tiga puluhan bernama Jan Koum dan Brian Acton. Keduanya merupakan mantan karyawan Yahoo!.
Siapa Saja Para Pendiri WhatsApp?
Jan Koum
Jan Koum adalah warga negara Amerika kelahiran Ukraina pada tanggal 24 Februari 1976. Ia merupakan keturunan Yahudi dan anak tunggal dalam keluarganya. Koum bersama ibu dan neneknya pindah ke Amerika pada tahun 1992 karena kondisi lingkungan politik yang tidak aman di Ukraina.
Saat itu ia berusia 16 tahun. Belum sampai menyusul ke Amerika, ayahnya meninggal pada tahun 1997 di Ukraina karena sakit keras. Di tempat yang baru, ibunya bekerja sebagai babysitter sedangkan Koum bekerja sebagai cleaning service di sebuah toko bahan makanan. Minat dan bakatnya di dunia komputer sudah terlihat sejak duduk di bangku SMA.
Koum lalu meneruskan pendidikannya di Univesitas Negeri San Jose. Sambil kuliah, ia bekerja sebagai security tester pada perusahaan akuntan global Ernst & Young. Saat ditugaskan ke Yahoo!, untuk kali pertamanya ia bertemu dengan Brian Acton dan pada tahun 1998, Jan Koum mulai bekerja di Yahoo Inc.
Brian Acton
Brian Acton lahir pada 17 Februari 1972 di Michigan. Ia menyandang gelar sarjana ilmu komputer dari Stanford University pada tahun 1994 setelah sebelumnya belajar di University of Central Florida dan teknik mesin di University of Pennsylvania.
Ia memulai karirnya pada tahun 1992 dengan bekerja di Rockwell International sebagai administrator sistem. Setelah itu, Acton bekerja sebagai test engineer di Adobe dan Apple. Tahun 1996, ia bergabung dengan Yahoo Inc.
Koum dan Acton bergabung dengan Yahoo! hingga tahun 2007. Mereka memutuskan untuk keluar dari Yahoo! dan pindah ke Amerika Selatan selama setahun. Untuk mengembangkan karirnya, mereka berusaha melamar pekerjaan di Facebook namun ditolak. Penolakan tesebut lantas tidak membuat mereka patah semangat untuk berkarya. Justru dari titik inilah muncul gagasan untuk membuat aplikasi chatting baru yang tak kalah dengan Facebook.
Bagaimana sejarah Perkembangan WA?
Sejarah berdirinya WhatsApp (WA) dimulai pada Januari 2009 ketika Jan Koum membeli iPhone. Ia terpikir potensi bisnis dari industri aplikasi yang berkembang pada saat itu melalui App Store. Koum ingin menciptakan aplikasi yang mampu memunculkan status bersamaan dengan nama masing-masing user. Ide tersebut disampaikan pada Acton. Mereka kemudian meminta bantuan Alex Fishman untuk mendapatkan pengarahan dan pencerahan.
Atas saran Fishman, mereka bekerja sama dengan pengembang iOS asal Rusia bernama Igor Solomennikov. Setelah melalui perjalanan panjang, akhirnya berdirilah WhatsApp Inc. di California pada tanggal 24 Februari 2009. Nama ini diambil dari kata what’s up yang menggambarkan keadaan user pada saat menuliskan statusnya.
Pada awal berdirinya, aplikasi ini mengalami beberapa kendala teknis sehingga banyak orang tidak meyukainya. Hal ini membuat Koum hampir putus asa dan ingin meninggalkan WhatsApp dengan mencari pekerjaan lain. Namun, Acton menyemangatinya untuk tetap bersabar. Setelah beberapa bulan terlihatlah perubahan yang berarti.
Pada bulan Juni 2009, Apple meng-update aplikasinya dengan memberitahu user lain setiap kali ada user yang sedang tidak aktif melalui push notification. Update ini dimanfaatkan Koum dengan menambahkan perubahan pada WA yaitu mengirim push notification kepada kontak yang tersimpan ketika ada user yang mengubah statusnya. Upgrade ini memungkinkan para user untuk melakukan obrolan melalui status.
Setelah perbaikan demi perbaikan dilakukan, diluncurkanlah WhatsApp 2.0 dalam tahap beta. Aplikasi ini simpel karena user tidak perlu berbagi ID untuk berkomunikasi dengan yang lain. Mereka dapat otomatis melakukan obrolan dengan semua kontak yang tersimpan pada ponsel. Selain itu, hanya perlu koneksi internet saja dalam berkirim pesan tanpa melalui operator seperti SMS. Dalam beberapa bulan, pengguna WA meningkat hingga 250 ribu.
Brian Acton bukanlah anggota aktif WhatsApp sebelum WhatsApp 2.0 dirilis. Ia hanya bertugas mencari pendanaan untuk membesarkan WhatsApp. Pada tanggal 1 November 2009, Acton resmi bergabung dengan WhatsApp. Pada bulan yang sama, aplikasi WhatsApp 2.0 secara ekslusif diluncurkan di App Store untuk iPhone.
Dalam perkembangan selanjutnya, layanan WA diubah dari gratis ke berbayar. Hal ini dimaksudkan untuk menutupi biaya pengiriman teks verifikasi kepada user. Pada bulan Desember 2009, WA menambahkan fitur bertukar foto untuk versi iPhone. Pada Mei 2010, pengguna Symbian OS dapat menikmati aplikasi ini pada ponsel mereka. Sementara pengguna Android OS dapat mengunduhnya pada Agustus 2010 dan diikuti Windows Phone sebulan kemudian. Memasuki awal tahun 2011, WA menjadi salah satu aplikasi teratas di App Store.
Pada Maret 2013, WA memperluas layanannya menyentuh pengguna BlackBerry 10. Mulai 16 Juli 2013, WA mengumumkan bahwa aplikasi ini bebas bea, namun bagi user yang ingin berlangganan tahunan tetap dikenakan biaya sebesar $1 setelah tahun pertama. Untuk memperkuat keberadaannya, WA meluncurkan fitur baru yang disebut voice messaging pada Agustus 2013.
Pada Februari 2014, Facebook mengakusisi WA dengan nilai US$19 juta. Angka ini merupakan akusisi terbesar hingga kini. Setelah diakuisisi oleh Facebook, fitur mesenger ini terlihat lebih ramah bisnis. Pada November 2014, WA memperkenalkan fitur terbarunya yang disebut Read Receipts. Fitur ini memungkinkan user mengetahui apakah pesan yang dikirimnya sudah dibaca oleh penerima atau belum.
Pada tanggal 21 Januari 2015, WhatsApp meluncurkan WhatsApp Web, yaitu WhatsApp untuk PC. Dengan fitur ini user dapat mengakses WA melalui PC dengan catatan ponsel user tetap terhubung ke internet. WhatsApp Web merupakan perpanjangan WA yang diunduh dari ponsel, artinya semua percakapan melalui WhatsApp Web masih tersimpan di ponsel user.
Selanjutnya, pada tanggal 18 Januari 2016, Jan Koum mengumumkan penghapusan bea berlangganan tahunan sebesar $1 kepada user. Dengan demikian, WA merupakan aplikasi yang bebas diunduh dan tidak berbayar alias gratis. Pada tanggal 2 Maret 2016, WA kembali memperkenalkan fitur Sharing Document, yaitu layanan berbagi dokumen dalam bentuk file PDF.
Pada tanggal 5 April 2016, WhatsApp dan Open Whisper Systems mengumumkan bahwa WhatsApp menambahkan sistem end-to-end encryption sehingga data dan percakapan antar user aman terkunci tanpa takut tersadap orang lain.
Pada Januari 2017, WhatsApp meluncurkan WhatsApp Business untuk bisnis skala kecil dan menengah. Dengan aplikasi ini memungkinkan perusahaan untuk membuat profil usaha bisnis yang dimiliki secara gratis.
Karena WA sudah tidak sejalan lagi dengan misi awal pendirinya, pada September 2017 Brian Acton meninggalkan Facebook dan bekerja di yayasan nirlaba miliknya yang bernama Signal Foundation. Hal ini diikuti John Koum karena ketidakcocokan dengan Facebook tentang privasi data dan model bisnis WA. Sepeninggalan Koum, manajemen WA kini dipegang oleh Chris Daniels.
Pada September 2018, WA memperkenalkan fitur panggilan audio dan video group. Pada Oktober 2018, WA menambahkan menu Swipe to Reply ke versi beta Android dan kemudian memperkenalkannya pada iOS. Hingga saat ini WA masih mempertahankan prinsipnya “No ads, no games, no gimmicks” (terjemahannya: “Bebas iklan, bebas games, bebas tipu muslihat”).
Demikian sekilas tentang para pendiri WhatsApp beserta sejarahnya, semoga bisa menjadi inspirasi bagi Anda yang saat ini sedang menjalankan bisnis aplikasi start-up. Semoga bermanfaat dan mudah dipahami.
Editor: Muchammad Zakaria
Download berbagai jenis aplikasi terbaru, mulai dari aplikasi windows, android, driver dan sistem operasi secara gratis hanya di Nesabamedia.com: