Pernah mendengar istilah UPS dan stabilizer? Mungkin tidak sedikit yang mengira bahwa dua hal ini merupakan satu benda. Dari segi bentuk sekilas kedua benda ini memang sama. Namun ketika Anda perhatikan lebih lanjut, maka Anda akan menemukan beberapa perbedaan antara UPS dan juga stabilizer.
Lalu apa sih perbedaan diantara kedua benda ini? Sebelum masuk ke pembahasan tentang apa saja hal yang membedakannya. Anda terlebih dahulu harus memahami pengertian dan fungsi dari keduanya. Setelah membaca postingan ini diharapkan Anda sudah tidak bingung membedakan mana yang UPS dan mana yang stabilizer.
Pengertian UPS
UPS merupakan singkatan dari Uninterruptible Power Supply adalah peralatan listrik yang digunakan untuk sumber energi listrik. Jadi, UPS digunakan sebagai penyedia jasa listrik yang biasanya digunakan untuk komputer. Pada saat terjadi pemadaman atau tiba-tiba listrik mati, komputer tidak akan langsung mati karena masih ada simpanan daya pada UPS yang bisa Anda manfaatkan untuk mematikan komputer Anda.
UPS sudah banyak digunakan, baik perseorangan maupun perusahaan, khususnya mereka yang bergerak di bidang telekomunikasi, penyedia internet, jasa informasi, dan lain sebagainya yang mana setiap saat tidak bisa lepas dari yang kebutuhan listrik. Oleh sebab itu, bisa Anda perkirakan pada saat listrik tiba-tiba mati yang mana akan menyebabkan kerugian pada perusahaan.
Agar spupaya permasalahan tersebut tidak sampai terjadi, maka perusahaan maupun instansi tersebut perlu menggunakan UPS. Lalu berapa lama UPS tersebut mampu memberikan daya atau berapa banyak daya listrik yang dapat ditampung atau disimpan pada UPS? Jawabannya adalah tergantung seberapa besar kapasitas UPS yang Anda gunakan.
Berikut ini beberapa fungsi utama yang dimiliki oleh UPS:
- UPS digunakan untuk memberikan daya cadangan atau sementara ketika terjadi pemadaman listrik atau kegagalan daya.
- UPS akan memberikan waktu yang cukup bagi perusahaan untuk menyalakan sumber energi lain, seperti genset yang memang kerap digunakan sebagai sumber tenaga listrik cadangan.
- UPS bisa digunakan untuk bisa memberikan waktu yang cukup dalam proses back up data serta mengamankan sistem operasi. Jadi, ketika listrik mati maka Anda masih memiliki waktu untuk mematikan komputer sesuai dengan prosedur.
- Dengan adanya UPS, maka kerusakan hardware dan software bisa terhindari. Kita tahu bahwa pemadaman listrik bisa berakibat pada kerusakan aplikasi atau perangkat keras seperti hardisk.
Pengertian Stabilizer
Stabilizer biasanya lebih dikenal dengan sebutan stavolt yang seperti namanya yaitu digunakan untuk menjaga tegangan listrik agar tetap stabil. Stabilizer akan membantu menjaga output tegangan AC yang dimanfaatkan dalam mensuplai daya listrik, misalnya komputer, kipas, AC, TV, dan lain sebagainya. Perangkat-perangkat tersebut dijaga agar supaya tetap berada dalam tegangan 220 volt.
Jadi, ketika tegangan listrik di rumah Anda terhitung lebih dari 220 volt, misalnya saja 350 volt. Maka stabilizer akan menurunkan tegangan listrik hingga mencapai 220 volt. Sebaliknya, jika ternyata tegangan listrik malah berada di bawah 220 volt, misalnya saja 175 volt. Maka stabilizer akan berusaha untuk menstabilkan dengan cara menaikkan tegangan hingga mencapai 220 volt.
Kesimpulannya, fungsi dari stabilizer adalah untuk menurunkan dan menaikkan tegangan listrik. Di bawah ini beberapa alasan mengapa listrik tidak stabil, diantaranya:
- Beban yang tidak seimbang
- Gangguan petir atau cuaca
- Memiliki beban yang lebih, khususnya di malam hari
- Terdapat gelombang harmonik, dan lain sebagainya.
Perbedaan UPS dan Stabilizer
Setelah memahami pengertian dan fungsi dari UPS dan juga stabilizer. Anda juga sudah tahu bahwa berdasarkan fungsinya saja kedua hal tersebut tidak sama. Berikut ini kami akan menjelaskan lebih lengkap tentang apa perbedaan UPS dan stabilizer.
Seperti yang sudah kami jelaskan bahwa meskipun kedua alat ini sekilas memiliki bentuk yang sama. Namun berbeda dari fungsinya. Fungsi dari UPS adalah sebagai cadangan listrik untuk komputer. Misalnya di tempat Anda bekerja tiba-tiba mengalami pemadaman listrik. Jika Anda tidak menggunakan UPS, maka komputer Anda akan langsung mati.
Bisa Anda bayangkan ketika Anda belum menyimpan data Anda? Apalagi jika data tersebut merupakan data penting yang harus dikirim atau diselesaikan hari itu juga. Sudah tentu Anda harus mengulanginya dari awal dan akan membuat siapapun frustasi. Namun, dengan menggunakan UPS maka Anda tidak perlu khawatir lagi tentang permasalahan ini.
UPS akan memberikan kesempatan bagi Anda untuk menyimpan data ketika listrik mati. Selain itu, Anda juga memiliki waktu untuk menyalakan genset yang seperti kita tahu bersama bahwa fungsi genset adalah sebagai tenaga alternatif. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa seberapa besar daya dan seberapa lama waktu yang diberikan untuk Anda tergantung dari seberapa besar daya listrik pada UPS.
Jadi, ketika Anda membeli UPS maka pastikan sesuai dengan kebutuhan Anda. Jika hanya untuk satu komputer, maka dayanya tampungnya tidak perlu terlalu besar.
Lalu bagaimana dengan stabilizer? Seperti namanya, stabilizer memiliki fungsi untuk menstabilkan tegangan listrik. Tegangan listrik tersebut nanti akan distabilkan hingga mencapai 220 volt. Artinya, ketika tegangan di rumah atau mungkin perusahaan Anda lebih dari 220 volt, maka stabilizer akan menjalankan fungsinya yakni akan menurunkan daya hingga 220 volt agar komputer tidak sampai mengalami kerusakan.
Sama halnya ketika daya listrik malah berada di bawah 220 volt. Stabilizer atau stavolt akan bekerja dengan menaikkan daya listrik agar mencapai 220 volt.
Demikian informasi yang bisa kami sampaikan kepada Anda tentang pengertian, dan juga perbedaan antara UPS dan stabilizer. Kesimpulannya adalah kedua alat ini meskipun sekilas memiliki bentuk yang hampir sama, namun berbeda dari segi fungsinya.
Editor: Muchammad Zakaria
Download berbagai jenis aplikasi terbaru, mulai dari aplikasi windows, android, driver dan sistem operasi secara gratis hanya di Nesabamedia.com: