NESABAMEDIA.COM – Lima tahun yang lalu, kamera smartphone sangatlah berbeda. Di tahun 2017, Google Pixel 2, Galaxy Note 8 dan iPhone 8 semuanya memiliki sensor kamera 12MP di bagian belakang. Hari ini, iPhone masih menggunakan kamera 12MP, namun Pixel 6 dan Galaxy S22 memiliki kamera 50MP, sementara Galaxy S22 Ultra menggunakan kamera 108MP.
Jumlah Megapiksel pada kamera smartphone Android telah membengkak menjadi ratusan, tetapi jika anda telah menggunakan salah satu dari kamera dengan MP yang tinggi ini, anda mungkin memperhatikan bahwa mereka ini tidak benar-benar menghasilkan gambar 50 atau 108MP secara default. Google Pixel 6 bahkan tidak memiliki opsi untuk menyimpan gambar dengan resolusi penuh.
Ini adalah sebuah fenomena yang dikenal sebagai binning. Dalam pemrosesan data, binning adalah proses mengurutkan titik data ke dalam grup (bins). Dalam fotografi digital khususnya, titik-titik data yang dikumpulkan adalah piksel individual. Bergantung pada resolusi penuh sensor di kamera smartphone anda, piksel dikelompokkan menjadi empat atau sembilan (tetra binning atau nona-binning).
Galaxy S22 Ultra, seperti beberapa smartphone Samsung kelas atas sebelumnya, membuang grup sembilan piksel, menggunakan sensor 108MP-nya untuk menangkap gambar 12MP. Hitungannya di sini adalah 108:9 = 12. Sementara Pixel 6 dan 6 Pro yang memiliki sensor 50MP, masing-masing menetapkan empat binning untuk menghasilkan foto 12,5MP. (50:4=12,5).
Mengapa menerapkan hal yang demikian ini? Pihak Qualcomm mengatakan bahwa itu adalah untuk dua hal, yakni sensitivitas cahaya dan keterbatasan ruang.
Di bagian permukaanya, sensor kamera memiliki ribuan piksel sebagai unit terpisah yang mendeteksi cahaya. Seiring dengan meningkatnya resolusi kamera smartphone, jumlah piksel pada permukaan sensor itu juga meningkat.
Menjejalkan lebih banyak piksel ke dalam area fisik yang sama, membuat kamera smartphone anda lebih mampu melihat detail secara halus, hal itu secara bersamaan membatasi seberapa baik kamera bisa berfungsi dalam pengaturan di cahaya redup.
“Piksel kecil tidak dapat menangkap banyak cahaya. Ini adalah fisika dasar. Dan piksel smartphone modern berukuran sangat kecil, tidak jarang ukurannya sekitar 1 mikron. Dibandingkan sehelai rambut manusia yang rata-rata memiliki ketebalan sekitar 80 mikron. Ukuran piksel berpengaruh karena semakin kecil, semakin sedikit luas permukaan yang harus dikumpulkan cahaya yang masuk. Semuanya sama, sensor dengan piksel 0,8 mikron akan mengambil gambar yang lebih redup daripada sensor dengan piksel 1,2 mikron,” terang Judd Heape, wakil presiden Qualcomm.
Pixel Binning di sisi lain, mengkombinasikan piksel yang berdekatan untuk menciptakan ‘super-piksel’ buatan, yang lebih sensitif terhadap cahaya dibandingkan dengan piksel penyusunnya sendiri. Di sebagian besar kamera digital, setiap piksel pada sensor gambar menyaring cahaya untuk mengumpulkan hanya panjang gelombang tertentu, secara umum 25% piksel disetel ke cahaya merah, 25% ke biru, dan 50% ke hijau.
Singkatnya, Pixel Binning adalah sebuah solusi kreatif untuk keterbatasan yang disebabkan oleh jumlah megapiksel yang terus meningkat pada sensor yang harus tetap kecil agar muat di dalam smartphone.
Teknologi ini dengan cepat menjadi standar industri, karena membantu produsen smartphone untuk mendapatkan hasil foto yang akurat secara visual. Teknologi ini tidak terlalu ajaib, tetapi ini adalah teknik yang sangat cerdas.
Download berbagai jenis aplikasi terbaru, mulai dari aplikasi windows, android, driver dan sistem operasi secara gratis hanya di Nesabamedia.com: