Setelah sekian lama mendominasi media penyimpanan komputer, kejayaan HDD akhirnya terancam dengan munculnya SSD. Kehadiran SSD ini menawarkan solusi sekaligus menimbulkan dilema baru bagi para pengguna komputer. Sebaiknya beralih ke SSD atau tetap setia dengan HDD? Untuk menjawabnya, kita perlu mengenal kedua jenis media penyimpanan tersebut sedikit lebih dalam.
HDD (Hard Disk Drive) adalah media penyimpanan yang menggunakan komponen mekanis untuk membaca dan menulis data. Beberapa dari komponen-komponen mekanis tersebut adalah piringan berbentuk cakram, lengan aktuator, dan motor penggerak. Di dalam piringan yang berputar inilah semua file disimpan. Di atas piringan, terdapat head baca/tulis yang dipasang pada lengan aktuator yang bertugas membaca dan menulis data.
SSD (Solid State Drive) adalah media penyimpanan berbasis memori flash. Jenis memori yang digunakan adalah NAND yang termasuk non-volatile sehingga data yang disimpan masih tetap akan terjaga sekalipun tidak ada aliran listrik, berbeda dengan RAM yang termasuk memori volatile.
Untuk menyimpan file ke dalam memori flash, SSD tidak menggunakan komponen mekanis yang bergerak seperti HDD, melainkan mengandalkan sebuah prosesor yang disebut controller. Tidak adanya komponen mekanis inilah yang membuat SSD lebih banyak memiliki keunggulan dibandingkan dengan HDD.
Salah satunya, kecepatan baca dan tulis yang lebih baik. Kecepatan maksimalnya bisa mencapai hingga 550 MB per detik, berbeda dengan HDD yang hanya mentok pada kecepatan sekitar 150 MB per detik.
Sebuah SSD yang didalamnya terinstall sistem operasi Windows 7 juga bisa menyelesaikan tahap booting dalam waktu yang lebih singkat, yaitu sekitar 22 detik. Sebaliknya, HDD membutuhkan waktu sekitar 40 detik. Selisih kecepatan ini tidak akan selalu sama pada setiap komputer karena waktu booting juga tergantung pada kondisi masing-masing komputer secara keseluruhan, tapi biar bagaimanapun juga SSD akan selalu lebih cepat.
SSD juga lebih tahan terhadap guncangan fisik. Jika sebuah laptop yang memuat HDD terjatuh, apalagi jika laptop tersebut sedang menyala, komponen-komponen mekanis didalam HDD bisa berbenturan satu sama lain yang pada akhirnya mengakibatkan kerusakan. Berhubung SSD tidak memiliki komponen-komponen tersebut, risiko kerusakan SSD terhadap guncangan fisik lebih rendah daripada HDD.
Jadi, antara SSD dan HDD, manakah yang lebih baik untuk digunakan? Jawabannya kembali ke kebutuhan anda masing-masing sebagai pengguna komputer. Untuk menunjang produktivitas, SSD sering menjadi pilihan utama karena kecepatannya lebih unggul.
Sedangkan untuk kebutuhan backup, biasanya HDD lebih dipilih karena faktor harga yang lebih murah. Hanya dengan mengeluarkan uang Rp 500 ribuan, sebuah HDD berkapasitas 1 TB bisa diperoleh. Untuk SSD dengan kapasitas yang sama, anda harus merogoh kocek lebih dari Rp 1 juta. Selisih harga yang cukup besar inilah yang membuat banyak orang masih enggan untuk meninggalkan HDD.
Editor: Muchammad Zakaria
Download berbagai jenis aplikasi terbaru, mulai dari aplikasi windows, android, driver dan sistem operasi secara gratis hanya di Nesabamedia.com: