Did You Know?

You can create any type of product documentation with Docly

Docly

Barcode

Estimated reading: 9 minutes 1201 views

Apa itu Barcode?

Barcode pada dasarnya merupakan satu kumpulan kode yang direpresentasikan dalam bentuk geometris tertentu dan spasi. Lebih lanjut lagi, kedua elemen tersebut mampu terdeteksi perangkat scanner khusus yang diteruskan dan terbaca oleh mesin.

Salah satu cirinya adalah ketebalan yang berlainan antarbentuknya. Tebal tipisnya inilah yang menyimpan informasi-informasi unik sehingga membedakan suatu barang atau sistem satu sama lain. Selain itu, warna yang digunakan adalah hitam dengan spasi di antaranya berwarna putih.

Kode ini biasanya banyak ditemukan pada produk-produk konsumtif dan terletak pada sisi belakang kemasan. Akan tetapi, peruntukannya kini meluas ke berbagai hal lain, seperti digital payment hingga verifikasi akun. Versinya pun tidak hanya dalam bentuk cetak, tetapi juga tersedia dalam versi digital.

Fungsi Barcode

Diciptakannya teknologi ini tentu bertujuan untuk memudahkan pekerjaan manusia. Untuk itu, terdapat beberapa fungsi yang sangat membantu, antara lain :

1. Menyimpan Informasi Suatu Produk

Telah dipahami bahwa barcode memiliki struktur khusus. Struktur ini ditandai dengan ketebalan bar serta jarak antarbentuknya. Kedua elemen tersebut mengandung informasi tentang karakteristik produk, baik kode produksi, nomor identifikasi, dan lain sebagainya.

Dengan demikian, di saat yang sama data detil juga tercatat dan menjadikannya sebagai identitas objek tersebut.

2. Membedakan Produk Melalui Kode Khusus

Selain menyimpan, membedakan produk juga merupakan salah satu fungsinya. Fungsi ini tergambar dari ketebalan serta jarak antar bar yang berbeda, pada produk yang berbeda pula.

Informasi-informasi yang termuat pada setiap produk pun tentunya khas. Hal ini akan terlihat setelah label dibaca menggunakan perangkat scanner yang mendukung.

3. Membantu Pencatatan/Pencarian Data Akurat

Pencatatatan dan pengidentifikasian data secara manual umumnya rentan terhadap kesalahan. Apalagi ketika produk memiliki kemiripan, proses input data ganda akan sangat mungkin terjadi.

Kekurangan tersebut dapat dihindari menggunakan teknologi barcode. Kode-kode di dalamnya telah terverifikasi dengan standar khusus sehingga mampu menentukan produk secara tepat. Keakuratannya sendiri terbilang tinggi, sehingga sangat meminimalisir kemungkinan kesalahan.

Jenis-Jenis Barcode

Meskipun memiliki beragam model, barcode hanya menawarkan 2 jenis berdasarkan dimensinya, yaitu 1 dimensi dan 2 dimensi. Lebih jelasnya, berikut adalah pembahasannya.

A. Barcode 1 Dimensi (1D)

Jenis yang satu ini merupakan bentuk paling umum dan sejak lama teraplikasi pada sebagian besar industri. Pada 1D, data produk terwakilkan oleh deretan garis serta spasi yang bervariasi masing-masing lebar/ketebalannya.

Secara teknis, ada lebih dari 7 model yang termasuk di dalamnya. Setiap model pun memiliki karakter tersendiri dan rekomendasi penggunaannya, yang antara lain:

1. UPC (Universal Product Code)

Seperti namanya, UPC menjadi standar bagi produk-produk yang diperjualbelikan di seluruh negara. Terdapat 2 model turunan dari UPC, yaitu UPC-A dan UPC-E.

Barcode UPC
UPC-A dan UPC-E

Bila dibandingkan, jelas terlihat perbedaan dari segi ukuran, maupun jumlah digit. UPC-A menggunakan standar total 12 digit (11 data dan 1 check digit) yang membuat ukurannya lebih besar. Sementara, UPC-E merupakan versi lebih kecil dengan hanya mengkodekan 6 digit karakter (5 data dan 1 check digit).

Keduanya sama-sama menjadi kode produk-produk retail untuk menjelaskan informasi produk saat dipindai perangkat scanner. Hanya saja, penggunaan setiap modelnya dapat menyesuaikan ruang yang tersedia. Maka ketika ukuran produk cukup kecil, model UPC-E adalah pilihan tepat.

2. EAN (European Articles Numbering)

Dari segi bentuknya, EAN terbilang cukup serupa dengan jenis UPC. Namun, jenis ini tetap memiliki karakter tersendiri, terutama pada jumlah digit berdasarkan modelnya.

Terdapat 2 model EAN, yaitu EAN-13 dan EAN-8. Pada EAN-13, karakter dalam barcode berjumlah 13 (12 data dan 1 check digit). Sedangkan untuk EAN-8 total digit adalah 8 (7 data dan 1 check digit).

Barcode EAN
EAN-8 dan EAN-13

Penyematan kode pada produk retail pun tak berbeda jauh dengan model UPC, yang perlu menyesuaikan ruang kemasan tersedia. Perbedaan hanya terletak pada pengaplikasian secara geografis, dimana model ini lebih banyak sebagai label produk-produk negara Eropa.

3. Code 39

Model Code 39 merupakan label kode andalan bagi industri non-retail, seperti otomotif, kesehatan, logistik dan pemerintahan. Kepopulerannya pun cukup umum diaplikasikan oleh banyak negara, sehingga sudah menjadi suatu kode standar.

Barcode Code 39
Code 39

Barcode ini memuat 39 karakter, meski dalam perkembangannya kini telah mencapai total 43 digit. Maka tak heran jika deretan bar dan spasi model ini lebih panjang daripada dua model sebelumnya. Akan tetapi, cakupan Code 39 cukup terbatas dan kurang mengakomodir produk yang sangat kecil.

4. Code 128

Kerapatan bar Code 128 mungkin tampak serupa seperti model sebelumnya. Namun, barcode ini sesungguhnya memiliki kerapatan lebih tinggi hingga mampu mengkodekan secara lengkap simbol ASCII.

Barcode Code 128
Code 128

Simbol ASCII sendiri berjumlah 128 karakter yang terdiri dari kode numerik dan alfabet komplet. Atau dengan kata lain Code 128 mengandung kode campuran (alfanumerik) yang menyimpan data jauh lebih banyak dibanding model-model sebelumnya.

Berkat alasan itulah model ini banyak menjadi pilihan, terlebih oleh industri-industri yang bergerak di bidang logistik, transportasi, serta distribusi.

5. Code 93

Jenis Code 93 diciptakan sebagai model peningkatan dari Code 39. Pada jenis ini kepadatan informasi terbilang sangat tinggi meski dalam bentuk lebih ringkas. Tingkat keamanannya pun diklaim lebih tinggi berkat tingkat redundansi data.

code93
Code 93

Code 93 menggunakan simbol alfanumerik dan panjang variabel untuk menyimpan informasi. Strukturnya sendiri menyesuaikan nama kode ini yang mengkodekan setiap karakter dalam 9 modul. Lalu kemudian modul tersebut tersusun ke dalam 3 bar.

6. ITF (Interleaved 2 of 5)

Selanjutnya, kode untuk menandai aktivitas distribusi logistik lainnya adalah ITF (Interleaved Two of Five). Model ini hanya mengkodekan karakter numerik dengan bar serta ciri khas 2 buah spasi besar dari 5 spasi yang ada. Di samping itu, total angka yang tertera pada label ini pun wajib dalam jumlah genap.

ITF (Interleaved 2 of 5)
ITF (Interleaved 2 of 5)

ITF menawarkan tingkat kepadatan data yang sangat tinggi dalam bentuk cukup kecil dan rapat antar-bar-nya. Dibandingkan dengan model lainnya, ITF juga lebih fleksibel dengan perubahan ukuran bar apabila ukuran label dan total digit tetap sama.

7. Codabar

Karakteristik Codabar paling menonjol adalah adanya simbol numerik yang hanya mencapai 16 digit. Jumlah tersebut masih memerlukan tambahan karakter awalan serta akhiran dari alfabet A, B, C, atau D.

Codabar
Codabar

Dengan total karakter demikian, Codabar masih memiliki ukuran cukup panjang dan kurang merangkum banyak informasi mengenai suatu objek. Meski begitu, model kode ini biasanya dimanfaatkan untuk mengkodekan paket logistik Fed-Ex, bank darah, dan inventaris perpustakaan.

8. Code 11

Code 11 menjadi jenis yang khusus untuk penggunaan industri telekomunikasi. Salah satu ciri khasnya adalah tanda pemisah (-) pada sisi tengah antara karakter.

Code 11
Code 11

Jenis karakter yang digunakan seluruhnya pun hanya numerik dari digit 0-9. Sementara digit ke-12 ditandai dengan karakter “*” sebagai awalan atau akhiran dari kode.

9. Industrial 2 of 5

Sesuai namanya, Industrial 2 of 5 menggambarkan susunan barcode ini sendiri. Yaitu pada setiap 5 bar yang mengkodekan 1 digit karakter, terdiri dari 2 bar tebal dan 3 bar tipis. Melalui struktur tersebut, Industrial 2 of 5 jelas hanya menggunakan komponen bar untuk mengkodekan informasi.

industrial 2 of 5
Industrial 2 of 5

Simbol kode pada jenis ini adalah keseluruhan numerik antara angka 0-9. Sementara untuk penggunaannya, Industrial 2 of 5 biasa menjadi label kode dalam layanan tiket penerbangan, urusan pergudangan, dan kebutuhan dalam studio foto.

10. MSI Plessey (Modified Plessey)

MSI Plessey termasuk salah satu barcode yang mendukung bisnis retail untuk memanajemen inventaris barang. Jenis ini menawarkan kemudahan dalam melakukan pelacakan barang inventaris Anda bisa menemukannya terpasang pada rak-rak produk supermarket

MSI Plessey
MSI Plessey

Karakternya yang mampu mengkodekan cukup banyak data membuat label kode ini fleksibel berapa pun panjang ukuran yang perlu dihasilkan. Sedangkan ciri struktur MSI Plessey yang membedakannya dengan jenis lain terlihat dari beberapa elemen. Seperti bar yang tebal dengan spasi sempit pada sisi awal serta bar tipis-spasi luas-bar tipis pada sisi akhirnya. Kemudian, check digit yang berjumlah satu atau dua digit, dan ciri khas lainnya.

B. Barcode 2 Dimensi (2D)

Perbedaan paling utama dari jenis 2D dengan 1D sebenarnya terletak pada simbol dan bentuk yang digunakan. Ketika model 1D hanya mengadopsi bar dan spasi, model ini mengkode lewat bentuk-bentuk geometris, seperti titik, persegi, sampai heksagon.

Prinsip penyimpanan data pada dasarnya tidak begitu berbeda dari jenis 1D. Hanya saja kode yang dimuat terhitung per satuan luas. Tentang jumlah data, dalam satu luasan tertentu barcode ini mampu menyimbolkan total ratusan karakter. Tentu ini membuatnya memiliki jauh lebih banyak informasi daripada jenis 1D.

1. QR Code

Dari jenis 2D, QR Code menjadi model paling populer bagi banyak kebutuhan. Mulai dari kartu nama, autentikasi akses aplikasi, sampai sistem pembayaran digital. Maka tak heran jika mudah sekali dijumpai, karena ukurannya begitu fleksibel menyesuaikan ruang yang tersedia.

QR Code
QR Code

QR Code juga sangat cocok untuk menerima berbagai karakter kode, seperti numerik, alfanumerik, dan byte/biner. Dalam perkembangannya, kode ini bahkan telah mampu mengkodekan karakter Kanji.

Meski karakter cukup beragam, memindainya tidak memerlukan alat khusus. Perangkat apapun dengan fasilitas pemindaian QR Code cocok sebagai scanner untuk segala jenis data pada simbol. Pembacaan karakter juga memiliki toleransi kesalahan tingkat tinggi dan tetap mendukung keterbacaan secara maksimal meskipun ada bagian yang rusak.

2. Datamatrix

Bila membandingkannya dengan QR Code, Datamatrix lebih unggul dari segi ukuran. Label kodenya dapat dibentuk menjadi berbagai ukuran, sampai sebesar 2,5mm sekalipun, tanpa mengubah informasi di dalamnya.

Datamatrix
Datamatrix

Pada saat yang sama, Datamatrix memungkinkan pengkodean data berkapasitas sangat besar, seperti halnya barcode 2D. Sifat ketahanan tingkat tinggi juga membuat jenis ini tetap menjaga keutuhan data serta keterbacaan kode, meskipun kerusakan label cukup luas.

Dengan seluruh karakteristik tersebut, Datamatrix merupakan label kode khas pada komponen elektronik, papan sirkuit, termasuk produk-produk khusus dalam ruangan bertekanan tinggi.

3. PDF417

Menyandikan data dalam jumlah besar ialah kelebihan yang sama-sama dimiliki PDF417. Penyimpanan mencapai lebih dari 1,1 kilobyte membuatnya mampu menerima data-data berukuran besar seperti tanda tangan, sidik jari, dan sejenisnya.

PDF417
PDF417

Karena itulah, PDF417 cocok sebagai label kode untuk penggunaan bidang transportasi, seperti yang tertera pada boarding pass penerbangan dan perkeretaapian. Karakter PDF 417 juga menjadikannya tepat untuk penggunaan skala gudang hingga pemerintahan dengan ciri data yang kompleks.

4. Aztec

Terakhir, ada kode Aztec yang biasa terdapat pada tiket penerbangan. Dalam bentuk cetak, kode ini memudahkan pemindaian berkat toleransi kesalahan yang sangat baik. Ketika kualitas hasil cetak cukup buruk sekalipun, kode Aztec tetap mengizinkan keterbacaan data masih dapat dilakukan.

Aztec
Aztec

Ukurannya yang cenderung padat dan ringkas membuatnya tidak memerlukan ruang terlalu besar untuk menempatkan label. Sebaliknya, taraf penyimpanan data luas untuk berbagai jenis data, meskipun Aztec tidak menerima karakter kode selengkap QR Code.

Melalui penjelasan seputar pengertian, fungsi, dan berbagai jenisnya tersebut, semoga dapat membantu Anda mengenali barcode lebih dalam lagi. Terlebih, apabila Anda ingin menggunakannya untuk kebutuhan tertentu, ada baiknya pahami dulu karakteristik masing-masing barcode agar siap mendukung pekerjaan.

Leave a Comment

CONTENTS