Did You Know?

Advanced visual search system powered by Ajax

Docly

Risk Mitigation

Estimated reading: 6 minutes 8504 views

Apa itu Risk Mitigation?

Ketika kita mempelajari dunia bisnis, maka ada banyak sekali hal yang memang perlu diperhatikan. Berkaitan dengan sebuah rencana, strategi yang disusun harus sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam penerapannya, seorang pebisnis baik dalam menjalankan bisnis pribadi maupun perusahaan harus memiliki strategi yang kuat.

Strategi juga bukan hanya sekedar susunan rencana yang kemudian diterapkan di lapangan, ada banyak hal yang perlu diperhatikan dalam menjalankan strategi. Salah satunya ialah dengan memperhatikan Risk Mitigation atau perencanaan mitigasi, yang mana mengacu pada pembuatan rencana dalam menanggulangi risiko.

Risk Mitigation adalah proses dalam mengembangkan tindakan yang bisa meningkatkan peluang untuk mengurangi risiko yang mungkin saja datang, proses ini akan dikembangkan agar tujuan dari proyek dapat berjalan dengan lancar. Mudahnya, Risk Mitigation ini berarti ialah rencana dari dampak-dampak yang tidak diinginkan untuk bisa dicari solusinya bersama.

Umumnya, ketika mengembangkan Risk Mitigation maka bisa bekerja setelah Risk Management. Jadi, seseorang yang memiliki keahlian dibidangnya ini yang akan mencari kemungkinan risiko yang hadir dalam proyek, kemudian mereka akan mulai mencari cara menemukan solusi atas masalah yang kemungkinan akan dihadapi.

strategi Risk Mitigation
Gambar:  Tahapan Risk Mitigation

Sebagai contoh, ketika sebuah perusahaan ingin mendirikan cabang yang membutuhkan wilayah yang cukup besar. Maka hal yang harus dilakukan ialah mengobservasi wilayah tersebut, kemudian mencari apakah wilayah tersebut dekat dengan pemukiman warga? Jika dekat, maka pendekatan harus dilakukan lebih awal.

Pendekatan di sini ialah membangun citra yang baik antara perusahaan di mata masyarakat sipil, mulai dari melakukan sosialisasi misalnya. Ada pun berbagai macam bantuan sosial seperti peralatan sekolah atau bahkan kebutuhan tempat ibadah. Hal-hal kecil ini akan membentuk persepsi yang baik dari masyarakat.

Lantas, bagaimana jika tidak dilakukan? Kemungkinan besar akan ada konflik sosial yang berkepanjangan terjadi antara perusahaan dan masyarakat, ada banyak contoh perusahaan yang tidak memiliki hubungan yang baik dengan masyarakat. Alhasil, demo terus terjadi dan penolakan akan proyek akan terus menghantui perusahaan.

5 Langkah Menciptakan Risk Mitigation

Menyusun Risk Mitigation
5 Langkah Menciptakan Risk Mitigation

Risk Mitigation memerlukan sebuah rencana, bukan hanya sekedar wacana semata. Rencana yang baik akan diperhitungan manfaatnya bagi perusahaan dan bisnis, tentu dalam menyusun rencana harus melibatkan berbagai macam divisi dan tenaga ahli.

Tetapi, dalam membangun rencana Risk Mitigation maka bisa langsung menggunakan lima langkah mudah sebagai langkah awal merencanakan Risk Mitigation. Lebih lanjut, bisa langsung menyimak di bawah ini:

1. Identifikasi Masalah

Langkah paling awal ketika ingin membangun rencana Risk Mitigation, ialah mengidentifikasi masalah. Seorang kontraktor setidaknya harus melakukan observasi untuk menemukan kemungkinan masalah yang akan ditimbulkan ketika proyek berjalan, bukan hanya memperhatikan dampak ke masyarakat melainkan dampak ke lingkungan bahkan kepada karyawan yang bekerja di lapangan.

2. Mengurangi Risiko

Setelah akhirnya menemukan masalah apa yang kemungkinan menghadapi perusahaan, kemudian kita bisa langsung mencari tahu bagaimana cara atau solusi mengatasinya. Misalnya, kita bisa menggunakan peralatan kerja sesuai standar keamanan agar karyawan dapat mengurangi risiko kecelakaan.

3. Prioritas Risiko

Setiap bisnis dan pekerjaan pasti akan mengalami risiko masing-masing, pentingnya membuat peringkat risiko ini juga dibutuhkan dalam Risk Mitigation. Kita bisa menggunakan sebuah tabel yang berisikan peringkat risiko yang paling besar dampaknya, sehingga kita bisa mencari cara memecahkan risiko.

4. Catat Risiko

Setiap pekerjaan wajib mencatat atau menganalisis risiko yang kemungkinan dihadapi, hal ini sangat penting untuk memberikan catatan atas pengenalan risiko yang dihadapi oleh perusahaan.

5. Uji Coba dan Hasil

Setelah melakukan banyak penelitian untuk mengurangi risiko, maka hal yang paling vital ialah menerapkan rencana Risk Mitigation untuk mengurangi risiko. Seorang harus melihat dampaknya secara langsung apakah rencana yang mereka kembangkan telah berhasil atau sebaliknya.

Hal ini akan menjadi sangat penting, karena dalam penerapannya akan memberikan hasil yang diinginkan oleh perusahaan dan kontraktornya. Tentu memerlukan perhitungan yang tepat agar risiko yang terjadi bisa dikurangi dampak buruknya.

Jenis-Jenis Risk Mitigation

Jenis Risk Mitigation

Dalam penerapannya, Risk Mitigation memiliki beberapa jenis strategi yang berbeda-beda. Selain itu, terkadang strategi ini dikombinasikan agar dapat menghasilkan hasil yang lebih baik. Tentu, kombinasi ini harus disesuaikan dengan rencana perusahaan dalam menanggulangi risiko.

1. Risk Acceptance

Dalam hal ini ialah menerika risiko yang telah dirasakan oleh perusahaan, kemudian akan membutuhkan waktu untuk melakukan mitigasi dan mengurangi efek buruk dari risiko yang telah ada.

2. Risk Transfer

Mengalokasikan risiko di bagian yang berbeda, misalnya ketika sebuah perusahaan ingin meluncurkan produk terbaru mereka dengan minim risiko. Maka perusahaan mungkin bisa langsung menggunakan uji coba atau tester sebelum akhirnya meluncurkan produk resminya, hal ini cukup umum digunakan untuk mengurangi efek kerugian atas produk yang gagal.

3. Risk Avoidance

Digunakan untuk meredam risiko yang tinggi, misalnya ketika sebuah bisnis akhirnya mengakuisisi cabang mereka karena tidak memiliki performa yang tercatat membaik. Atau bisa juga digunakan untuk menghindari kerugian, misalnya dengan berhenti menginvestasikan dana mereka ke perusahaan A dan memilih memindahkannya ke perusahaan B karena memiliki catatan keuangan yang stabil.

4. Risk Monitoring

Sebuah tindakan yang mengacu kepada analisis proyek dan mengasosiasikannya dengan risiko, kemudian mengubah dampak yang ditimbulkan dari risiko yang ada. Kegiatan ini memang lebih umum diterapkan ketika menganalisis sebuah risiko dan menyusun rencana.

Risk Mitigation akan selalu ada dan dibutuhkan oleh sebuah perusahaan, dalam mengembangkan bisnis tentu kita tidak akan lepas dari yang namanya risiko. Khusus untuk perusahaan besar, Risk Mitigation dibutuhkan untuk mengurangi dampak negatif dan melancarkan proyek yang digarap.

Menyusun Risk Mitigation

Menyusun Risk Mitigation

Di atas kami telah membahas langkah mudah untuk menyusun Risk Mitigation, ada pun hal lain sebelum akhirnya rencana Risk Mitigation ini dieksekusi. Beberapa langkah berikut ini bisa langsung digunakan dalam melihat dan merancang rencana Risk Mitigation.

1. Pastikan Stakeholder Tahu

Stakeholder merupakan orang-orang yang memegang posisi tertinggi di perusahaan, setiap Risk Mitigation yang direncanakan maka harus dikomunikasikan langsung kepada para Stakeholder.

2. Ciptakan Budaya Risk Mitigation

Dalam hal ini ialah proses komunikasi yang berjalan dengan sangat baik, alangkah baiknya untuk menciptakan budaya komunikasi yang baik antara karyawan dan Stakeholder agar dapat membangun hubungan dan rencana yang sesuai.

3. Komunikasikan Risiko

Komunikasi menjadi sangat penting ketika ingin mengembangkan risiko, perlunya untuk mengetahui risiko dan kendala apa saja yang dihadapi oleh karyawan. Ini terbukti ampuh untuk menghadirkan lingkungan kerja yang aman dan nyaman ketika kita mendengarkan langsung keluhan dan hambatan dari karyawan.

4. Kebijakan

Bisnis terus melekat dengan kebijakan, entah itu kebijakan perusahaan, pemerintah setempat dan lainnya. Maka dari itu, seorang yang bekerja dibidang ini harus memiliki banyak izin resmi dari berbagai lembaga terkait, khususnya ketika perusahaan ingin mengembangkan bisnis yang berhubungan langsung dengan wilayah pembangunan.

5. Selalu Memonitor Risiko

Satu hal yang pasti, risiko baru pasti akan muncul. Seorang yang bekerja dalam bidang ini tidak bisa berhenti menganalisis risiko yang terjadi, maka dari itu diperlukannya rencana yang kuat dan bisa digunakan jangka panjang. Juga selalu menganalisis risiko baru dan memikirkan solusinya.

Leave a Comment

CONTENTS